Who is behind HIM?

Picture: Here

Tulisan ini kami ambil dari fesbuk dengan judul “Surat Terbuka Dari Andre Herata Kepada Ahok Gubernur DKI Jakarta“. Andrea Hirata yang didaulat sebagai penulis surat telah mengeluarkan bantahan. Namun walau demikian banyak orang menyukai dan masih membagikan surat tersebut.

Berikut bunyi suratnya:

Selamat pagi Kawan. Saya berurai air mata ketika saya harus menyampaikannya kepada teman saya sendiri yang sangat baik kepada saya. Saya termasuk mengagumi sepak terjang, keberanian, dan obsesi yang ia miliki untuk membangun negeri ini. Saya juga seperti teman-temanya yang lain bahwa Jakarta memang membutuhkan sosok seperti dia saat ini. Kasar, tegas, dan pemberani. Karena Jakarta telah menjadi kota metropolis para “pembajak negara”. Continue reading “Who is behind HIM?”

Mulut Buaya dan Harimau

Ilustrasi Gambar: Internet*

Ilustrasi Gambar: Internet*

Sebentar lagi saudara-saudara kita yang tinggal di Sumatera Barat akan segera melakukan pemilihan untuk Gubernur, beberapa bupati dan wali kota di propinsi ini. Sungguh sangat menarik kami dapati bahwa hanya ada dua pasangan calon untuk pemilihan ini, setidaknya akan hemat biaya. Gubernur  sekarang rupanya hendak memperpanjang masa jabatannya menjadi dua periode adapun dengan wakilnya yang telah uzur rupanya tak sabar pula hendak menjadi gubernur, takut tak sempat kalau terus setia menjadi wakil. Akhirnya pecahlah kongsi mereka..

Ada yang menarik dalam proses kali ini, sebelumnya beberapa orang sudah menggadang-gadangkan hendak ikut pemilihan namun rupanya tak jadi. Apa hal? entahlah, ota di lapau tampaknya lebih hebat untuk menguliti maksud nan tak jadi tersebut.

Hal menarik lainnya ialah calon wakil gubernur pada salah satu pasang calon, ia ialah Ketua Bandar yang dahulu pernah dengan kerasnya hendak mendatangkan SALAMAK ke Bandar Padang. Beberapa orang telah berucap “Tak ada malu ia..” beberapa orang tentu lain pula pendapatnya, terutama bagi para pendukungnya. Namun satu yang terkenang oleh kami selain sikapnya yang hendak bersahabat dengan pengusaha kristen tersebut ialah bahwa ia satu-satunya mantan kepala daerah yang berani bercarut[1] di hadapan khalayak. Carut tersebut diucapkannya di akhir masa jabatannya pada upcara perpisahan dirinya sebagai kepala daerah. Continue reading “Mulut Buaya dan Harimau”

SEPILIS Radikal

Ilustrasi Gambar: Internet

Ilustrasi Gambar: Internet

Tulisan ini sepertinya terlambat kami postingkan. Namun elok kiranya diposting juga untuk menambah pemahaman dan gambaran atas keadaan yang terjadi pada masa sekarang.

 

Pelantikan Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta baru saja usai, namun beberapa saat yang lalu kami mendapat sebuah tulisan singkat perihal salah satu kejadian sebelum pengangkatan kedua pemimpin terpilih ini. Tepatnya beberapa hari setelah kepastian kemenangan pasangan Jokowi dan Ahok. Adalah salah satu ormas di Jakarta yang meminta pengunduran waktu pelantikan sebelum dipastikannya pimpinan beberapa lembaga yang bernuansa keagamaan di Kota Jakarta. Biasanya yang menjabat lembaga ini ialah Wakil Gubernur, sedangkan wakil terpilih merupakan non muslim.

Dalam tulisan yang kami baca, si penulis mencemooh sikap yang menurut mereka pandir. “Melihat fenomena ini bukankah baiknya antara agama dan pemerintahan dipisah..” begitulah kira-kira pendapat mereka. Mereka beranggapan antara agama dan negara adalah dua perkara berbeda yang harus dipisah. Suatu pemikiran dari Barat yang telah berabad-abad teguh dipegang dan dianggap sebagai sumber dari kemajuan dari bangsa Barat.

Namun benarkah demikian..?

Pemikiran semacam ini telah banyak ditentang oleh para ahli di Indonesia, apakah ahli agama, politik, sosial, budaya, sejarah, dan lain sebagainya. Tentu saja ada juga para ahli yang menyokong pendapat semacam ini. ancaman sekulerisme tidak hanya melanda Indonesia saja, hampir seluruh dunia Islam mengalaminya.

Maka oleh karena itu, baik rasanya apabila kami sampaikan pendapat salah seorang ulama asal Mesir yakni Syech Yusuf al-Qardhawi dalam kitabnya yang berjudul Memahami Khazanah Klasik, Mazhab, dan Ikhtilaf. Berikut bunyi pendapat beliau:

Saya katakan bahwa taklid yang ingin dipaksakan oleh mereka kepada kita saat ini, ditujukan agar kita menundukkan kepala kita kepada Barat dan budayanya, dan kepada filsafat dan peradabannya. Kemudian mereka memerintah agar kita membebaskan diri dari akar-akar keimanan dan budaya kita, serta identitas peradaban kita dan karakteristik agama kita serta pemikiran kita. Berikutnya kita tunduk dalam rengkuhannya dan menguap hilang dalam peradabannya, seperti ungkapan oleh seorang pada zaman dahulu; “kita menolak keras sikap taklid (membeo), dan tidak ada perselisihan diantara kita mengenai hal ini. karena, ia bagi kita saat ini mencerminkan keanehan, sebagaimana halnya taklid terhadap orang dahulu adalah suatu tindakan keanehan.” Continue reading “SEPILIS Radikal”

Suka-cita rakyat

Harapan yang Besar

Tanggung Jawab yang Berat

 

Hari ini Senin tanggal 15 Oktober 2012 telah dilantik gubernur baru hasil dari pemilihan yang dilakukan oleh rakyat Jakarta pada beberapa waktu yang lalu. Suatu pemilihan yang sngat emosional, diiringi dengan pertarungan sengit dan penuh intrik antara masing-masing pasangan calon. Namun rakyat Jakarta telah menentukan pilihannya, Joko Widodo dan Basuki cahya Purnama (A Hok) muncul sebagai pemenang. Orang yang sama sekali asing dan baru bagi Jakarta. Sang Gubernur merupakan mantan Walikota Solo dan wakilnya merupakan mantan Bupati Bangka.

Tampaknya seluruh orang berbahagia dan bersuka ria pada pengangkatan gubernur baru ini. beberapa stasiun televisi menyiarkan secara langsung pelantikan gubernur Jakarta. Penuh harap dan kebahagian, itulah yang tertangkap pada pelantikan gubernur baru hasil pemilihan rakyat. Orang bijak pernah berujar, kualitas seorang pemimpin merupakan cerminan bagi rakyat yang dipimpinnya. Itulah cerminan orang Jakarta.

Hampir seluruh pendapat yang disiarkan oleh media pada masa pemilihan yang lampau mencerminkan pendapat yang baik mengenai Jokowi, dia adalah seorang pemimpin yang berhasil. Dan itu pulalah harapan orang Jakarta, hendaknya dia juga berhasil di daerah baru yang dipimpinnya. Walauada ada beberapa kekhawatiran yang disuarakan, namun itu luput atau tenggelam dalam berita yang lebih condong ke arah sisi baik yang disiarkan oleh media. Continue reading “Suka-cita rakyat”

The Hypocrites

Apa itu Kebebasan?

 

Pada malam hari sebelum berangkat shalat Tarawih kami menonton suatu acara diskusi di televisi yang mengambil tema “Bang Rhoma Keseleo Sara”. Acara ini dimulai dengan memutar rekaman ceramah yang disampaikan oleh Bang Haji pada salah satu kesempatan. Ceramah ini rupanya direkam dan disebar secara luas kepada seluruh masyarakat. Apalah daya rupanya hal ini memicu ketegangan, dibahas orang dan menjadi perdebatan.

Dimanakah salahnya gerangan tuan? Sejauh pemahaman kami tak ada yang salah, Bang Haji hanya menyoroti asal usul masing-masing pasangan. Berusaha memberikan pemahaman kepada setiap muslim perihal calon pemimpin yang baik dan patut untuk mereka pilih. Namun hal ini tidak dapat diterima oleh pasangan dan tim suksesnya yang tidak memenuhi syarat dalam segi syara’. Bang Haji diadukan ke Panwaslu, beliau dipanggil untuk ditanyai.

Sungguh aneh negara ini tuan. Katanya negara yang mengagung-agungkan kebebasan. Jika ada seseorang ataupun sekelompok orang mengeluarkan pernyataan yang menyinggung salah satu agama di republik ini. Maka hal tersebut dilindungi karena merupakan bagian dari kebebasan dalam mengemukakan pendapat. Payahlah orang Islam dinegara ini memprotes, takkan diapa-apakan para penghujat agama ini. “Janganlah terlalu picik, fanatik, dan radikal dalam beragama” begitu kata orang-orang yang mengaku telah tercerahkan ini. Continue reading “The Hypocrites”

Surek Untuak Inyiak Gubernur II

Harta: Ujian Dunia yang Melenakan

Entah telah berapa lama berlalu, aku tidak begitu ingat. Namun masih terngiang-ngiang di benakku sepenggal isi ceramah yang ku dengar dari mulut si penceramah. Begini katanya “Kebanyakan dari kita beranggapan bahwa Allah Ta’ala menguji kita dengan kesengsaraan dan beragam kesulitan dalam hidup. Namun, tidakkah kita tahu bahwa harta, benda, serta segala kesenangan hidup juga merupakan ujian bagi kita. Dikala susah kita ingat Allah, itu wajar. Sebab kebanyakan dari kita lupa dengan Allah pabila sedang berada di puncak kesenangan. Dikala sempit kita memohon kelapangan, dikala susah kita miminta kesenangan, dikala miskin kita berharap kekayaan. Namun pabila roda telah berputar, kita lupa dengan diri kita, lupa darimana berasal, bahkan lupa dengan Sang Pemberi Rahmat..

Itulah yang kebanyakan berlaku sekarang, kita berharap akan kekayaan dan jabatan. Segalanya diukur dengan uang dan kekuasaan, bukan dari kepribadian diri. Uang menjadi takaran untuk mengukur keberhasilan seseorang, menjadi acuan dalam menentukan arah kebijakan dalam hidup. Dalam lingkup yang lebih luas uang menjadi patokan dalam merumuskan suatu kebijakan. Karena keberhasilan suatu badan atau organisasi akan dilihat dengan besarnya uang yang dapat mereka kumpulkan.

Saya terkenang kembali akan suatu peristiwa yang sempat menghebokan masyarakat Sumatera Barat  ketika musibah gempa yang diiringi Tsunami menimpa Kepulauan Mentawai. Ketika itu Tuan Gubernur sehari setelah bencana melanda, beliau langsung memutuskan untuk berangkat ke Jerman. Kabar yang beredar ialah, untuk menghadiri undangan yang telah jauh hari disiapkan, gunanya ialah sebagai reaksi cepat dalam meraih investor Jerman agar dapat menanamkan modalnya di Sumatera Barat. Sebelumnya beliau telah terjun ke lapangan, menangani secara langsung keadaan pasca gempa. Beliau juga telah mendatangi Mentawai, melihat keadaan, dan melakukan berbagai koordinasi dengan unsur-unsur terkait.

Menanggapi perilaku Tuan Gubernur yang bertandang ke Jerman, disaat orang-orang yang dipimpinnya sedang ditimpa bencana, beribulah mulut orang. Kebanyakan mencela, mereka tak habis fikir, entah apa yang ada di benak Tuan Gubernur. Ibarat kata orang Minang “lamak di awak katuju di urang, itu nan indak ado. Lah ilang raso jo pareso” namun walau bagaimanapun beliau punya dalil, yaitu itu demi keuntungan Sumbar juga. Ada yang suka dan ada yang tak suka, sudah perkara wajar dalam kehidupan. Begitulah kira-kira, hingga kini Tuan Gubernur masih giat mencari investor supaya dapat mengangkat perekonomian Sumbar. Agar Sumbar menjadi negeri kaya, maju perekonomiannya. Continue reading “Surek Untuak Inyiak Gubernur II”