Masih adakah Cinta Negeri itu?

Disalin dari fesbuk seorang kawan

Picture: Here

Muchtar Riady sedang dikalungkan Bintang Penghargaan oleh Presidennya. Picture: Here

POLITIK – Hari ini saya dikejutkan oleh sebuah berita yang dimuat oleh salah satu media online. Dalam dada ini ada kengerian dan kecemasan besar sewaktu membaca tulisan itu. Entah itu benar atau tidak tetapi sebagai anak bangsa ini yang masih memiliki jiwa nasionalis rasanya membaca tulisan itu sungguh mengerikan.

Dapat saya bayangkan akan seperti apa Indonesia ke depan entah itu sepuluh atau dua puluh tahun lagi dikala anak cucu kita sudah waktunya untuk mewarisi bangsa ini. Continue reading “Masih adakah Cinta Negeri itu?”

Antara Malaysia & India

Pada saat sekarang ini di salah satu stasiun televisi swasta di republik ini diputar sebuah drama seri yang berjudul Mahabarata, Hanuman, Maha Dewa, dan beberapa filem lain yang berasal dari Negeri Hindustan. Dahulu semasa kami masih kanak-kanak yakni di tahun 1990-an pernah pula diputar drama seri Mahabarata dan Ramayana, tampaknya filem yang sekarang dibuat ulang dengan para pelakon yang baru.

Tatkala melihat iklan dari filem-filem ini kami senyum-senyum saja, apalagi para pelakon mendapat ulasan pula dari beberapa media maya. Disoroti betapa cantik dan rupawannya para pemeran drama seri ini. Orang India memanglah menawan dan rupawan, apakah itu yang berkulit coklat apalagi nan berkulit putih.

Engku dan encik tentulah bertanya kepada kami “Kenapa engku tersenyum-senyum saja melihat iklan dari drama seri ini?”

Ah.. engku, terkenang oleh kami akan beberapa orang dan bahkan media yang katanya terpercaya dalam hal pemberitaan pada masa beberapa tahun silam. Dimana tuduhan “Perampokan Budaya” dituduhkan kepada negara jiran kita, tatkala berbagai hasutan saling bersahutan di media televisi dan media cetak di republik ini, tatkala semua orang yang katanya cerdas (intelek) menjadi menurun secara drastis tingkat kecerdasannya. Sungguh pada masa itu kami hanyalah geleng-geleng kepala saja dibuatnya.

Kami yakin bahwa sebagian besar media di republik ini yang sebagian besar dari mereka berkantor pusat di Pulau Jawa jua pastilah memiliki banyak daftar dari kekayaan budaya kita yang dituduh telah “dimaling” oleh orang Malaysia. Usahlah kita sebutkan ini satu per satu, karena kamipun tiada hafal pula.

Namun sangatlah lawak sekali bahwa beberapa kebudayaan yang katanya Budaya Indonesia, terutama sekali beberapa produk budaya yang berasal dari Pulau Jawa justeru merupakan hasil copy-paste dari kebudayaan asing yang dahulu pernah berjaya di Pulau tersebut. Dalam hal ini kisah Mahabarata dan Ramayana yang memiliki alur cerita yang mirip. Dan anehnya pula, belum pernah kami mendengar orang India berdemo ke Kedutaan Republik di New Delhi sambil menghujat republik ini dengan hujatan “Republik Maling..!!”. Tiada pernah terdengar, sungguh tiada pernah terdengar oleh kami.. Continue reading “Antara Malaysia & India”

Musuh dari Ketidak Tahuan

Ilustrasi Gambar: Internet

Ilustrasi Gambar: Internet

Beberapa masa yang lalu kami bercakap dengan salah seorang kawan se kantor. Isi percakapan kami ialah perihal mantan induk semang kami yang sangat tidak baik perhubungannya dengan kawan kami ini. Perihal pekerjaan (kegiatan) yang dipimpinnya serta perkembangannya, menjadi bahan pergunjingan bagi kawan kami ini. Yang tampak ialah celanya saja, benarlah kata orang bijak “apabila hendak mengetahui keburukan seseorang, maka tanyakanlah kepada lawannya. Namun pabila hendak mengetahui perihal kebaikannya maka tanyailah kawannya..

Memanglah induk semang kami seorang yang keras hati dan kurang bertimbang rasa dalam bersikap kepada orang lain. Namun bukan berarti segala yang ada padanya ialah buruk, melainkan ada jua sisi baik dari dirinya.

Akan halnya dengan kawan kami ini, memiliki watak yang hampir sama dengan mantan induk semang kami ini. Yakni sama-sama keras hati dan kurang bertimbang rasa, merasa dirinya paling pintar dan benar. Tak hendak mendengarkan pendapat orang lain dan menganggap pendapat diri sendirilah yang benar.

Percakapan kamipun beralih ke berbagai perkara, satu yang membuat kami terkejut sekaligus menarik minat kami. Yaitu perihal “Orang Malaysia” yang rupanya sangat tak disukainya. Tampak pada pendapat yang dikemukakannya betapa penuh akan hasad dan prasangka. Fitnah dari Media Sekuler telah benar-benar merasuk ke dalam hatinya. Kami hanya dapat berucap na’uzubillah di dalam hati.

Memanglah selama memimpin, mantan induk semang kami sangat menaruh hati kepada Malaysia. Beliau sering mengundang beberapa orang dari Malaysia bahkan pergi ke salah satu negara bagian di sana untuk melakukan konsultasi dan studi banding. Memanglah selama menjabat beliau sedang dalam suatu kegiatan yang bertujuan mengangkat nama kota tempat kami bekerja. Namun Allah berkehendak lain, beliau akhirnya dicampakkan, begitu juga kami.. Continue reading “Musuh dari Ketidak Tahuan”

Korban Media Sekuler

Ilustrasi Gambar: Internet

Ilustrasi Gambar: Internet

Beberapa masa yang lalu kami bercakap dengan salah seorang kawan se kantor. Isi percakapan kami ialah perihal mantan induk semang kami yang sangat tidak baik perhubungannya dengan kawan kami ini. Perihal pekerjaan (kegiatan) yang dipimpinnya serta perkembangannya, menjadi bahan pergunjingan bagi kawan kami ini. Yang tampak ialah celanya saja, benarlah kata orang bijak “apabila hendak mengetahui keburukan seseorang, maka tanyakanlah kepada lawannya. Namun pabila hendak mengetahui perihal kebaikannya maka tanyailah kawannya..

Memanglah induk semang kami seorang yang keras hati dan kurang bertimbang rasa dalam bersikap kepada orang lain. Namun bukan berarti segala yang ada padanya ialah buruk, melainkan ada jua sisi baik dari dirinya.

Akan halnya dengan kawan kami ini, memiliki watak yang hampir sama dengan mantan induk semang kami ini. Yakni sama-sama keras hati dan kurang bertimbang rasa, merasa dirinya paling pintar dan benar. Tak hendak mendengarkan pendapat orang lain dan menganggap pendapat diri sendirilah yang benar.

Percakapan kamipun beralih ke berbagai perkara, satu yang membuat kami terkejut sekaligus menarik minat kami. Yaitu perihal “Orang Malaysia” yang rupanya sangat tak disukainya. Tampak pada pendapat yang dikemukakannya betapa penuh akan hasad dan prasangka. Fitnah dari Media Sekuler telah benar-benar merasuk ke dalam hatinya. Kami hanya dapat berucap na’uzubillah di dalam hati. Continue reading “Korban Media Sekuler”

Perspektif Anak Melayu

arwaniaang1 Pada tanggal 10 Desember kemarin, salah satu koran di Malaysia yang dikenal sebagai koran resmi pemerintah mengeluarkan sebuah tulisan. Tulisan ini dibuat oleh Zainuddin Maidin yang merupakan mantan pejabat di masa Pemerintahan Perdana Mentri Abdullah Ahmad Badawi. Adapun isi dari tulisan tersebut menjadi kabar yang tak mengenakkan bagi Indonesia. Karena mantan Presiden Indonesia ke-3 disebut-sebut dalam tulisan tersebut. Tidak hanya disebut, menurut pemberitaan yang beredar apakah itu di media cetak dan elektronik di Indonesia “tulisan itu menghujat Mantan Presiden RI ke-3..

Seperti menyiramkan minyak ke kobaran api, begitulah yang terjadi, Indonesia merupakan “negara bebas..” jadi sangatlah cepat kabar beredar, dan cepat pula pendapat khalayak terbentuk. Tak perlu kami sebutkan disini seperti apa pendapat dari khalayak yang berhasil terbentuk di Indonesia.

Sebelum membahas mengenai “tulisan” dari Engku Zainudin ini, baiklah kiranya kita berkenalan terlebih dahulu dengan beliau. Engku Zainudin atau di Malaysia dipanggil dengan sebutan Datuk Zainudin merupakan seorang politisi dan wartawan. Masa awal karirnya dihabiskan sebagai wartawan, dimana beliau pernah bekerja di perwakilan Koran Utama Malaysia “Utusan Melayu” di London. Kemudian pada tahun 1998 terpilih untuk duduk di Parlemen dari Partai UMNO (United Malay National Organitation). Awalanya posisi yang dipegang di pemerintahan ialah wakil menteri dan kemudian dimasa Tun Abdullah Ahmad Badawi menduduki posisi Mentri Penerangan.

api copyEngku Zainudin inilah yang pada hari Senin tanggal 10 Desember tahun 2012 memuat sebuah tulisan di surat kabar yang pernah ia pimpin. Judulnya ialah “Persamaan BJ. Habiebie dengan Anwar Ibrahim” dalam tulisannya tersebut Engku Zainudin memberikan pandangan subjektif dirinya perihal diri Bapak BJ. Habiebie. Pandangan subjektif yang penuh emosi menyorot sisi negatif dari Bapak BJ. Habibie. Sebuah tulisan yang kemudian memancing kekisruhan di Indonesia.

Orang-orang yang mempermasalahkan dan mengomentari tulisan dari Engku Zainudin. Tulisan engku Zainudin ini menyoroti perihal lepasnya Timur Timor dari Indonesia dimasa Presiden Habibie, yang disebutnya sebagai “Pengkhianat Bangsa”, munculnya 48 partai di Indonesia, kemudian sifat egois dari Bapak BJ. Habibie. Tentunya kesemuanya ini berasal dari perspektif subjektif dari Engku Zainudin.

Adapun sebab musabab kenapa tulisan serupa ini dapat muncul ialah dikarenakan kedatangan Bapak BJ. Habibie di Universiti Selangor untuk memberikan ceramah. Kedatangan beliau ini atas undangan dari Anwar Ibrahim, mantan “Putra Mahkota” yang sekarang menjadi pemimpin oposisi di Malaysia. Continue reading “Perspektif Anak Melayu”

Minang, Melayu, & Islam

Setelah beberapa lama kami amati, rupanya postingan kami yang berjudul “Indonesia dan Kemerdekaan Malaysia” memiliki banyak peminat. Hal ini kami lihat pada top post dimana tulisan tersebut selalu berada pada tiga besar. Memang hanya terdapat dua komentar dan hanya satu komentar dari dua komentar tersebut yang kami approve. Kenapa demikian tuan? Karena komentar yang ke dua sangat kasar dan tidak patut untuk dimuat dan kita ditiru. Tidak sesuai dengan watak orang Timur..

Memanglah di republik ini keadaannya sungguh sudah sangat mengkhawatirkan. Beragam kabar, apakah itu kabar bohong, dusta, penuh hasutan dan kebencian sangat mudah kita dapati. Beragam media di negara ini sudah sangat keterlaluan dalam menyampaikan suatu kabar. Etika dalam menyampaikan kabar sudah tidak dipatuhi atau diperhatikan. Sehingga kebencian sangat mudah di sulut dan yang kami cemaskan ialah hal ini akan menjadi “bom waktu” bagi keutuhan dan keberlangsungan republik ini.

Berita perihal Malaysia sangat mudah mendatangkan prasangaka. Hal ini karena karena bertahun-tahun yang lalu lamanya orang Indonesia dikotori fikirannya dan dibentuk pandangannya perihal saudara serumpun kita ini. Para politikus ataupun konspirator yang memiliki agenda tersendiri sering menyusupi berita tersebut dengan hasat dan kebencian serta kedengkian. Memanglah Malaysia dalam hal ini tidak terlepas dari silap dan salah. Kami akui, sejauh pergaulan kami dengan beberapa saudara dari sana, sikap, watak, dan karakter serta tabi’at mereka sudah berlainan sekali dengan tabi’at yang seharusnya dianut oleh orang Melayu.

Artikel tersebut kami buat dengan maksud supaya kita umat Muslim dan orang Indonesia memahami dengan betul mengenai posisi kita umat Islam dan terlebih lagi dalam hal ini kita orang Melayu dalam menghadapi isu mengenai Malaysia. Namun apalah daya, sebab sebagian besar dari orang-orang di republik ini telah kehilangan akal sehatnya. Awalnya kami kira hanya orang-orang kebanyakan, orang-orang tidak berpendidikan, yang dapat dengan mudah percaya begitu saja perihal beragam pemberitaan perihal Malaysia. Namun kami salah tuan..

Banyak juga golongan yang telah mendapat pendidikan, orang-orang yang diajar untuk berfikiran kritis dimana terpantang dengan mudah mempercayai mengenai suatu kabar yang disampaikan. Namun pada kenyataanya mereka-mereka ini rupanya telah kehilangan jiwa intelektual mereka. Hasutan demi hasutan dengan mudah menguasai diri mereka.

Kamipun awalnya mengira hanya golongan anak muda yang tumbuh dan besar dimasa negeri ini dikuasai oleh Liberalismelah yang terperdaya dengan beragam berita bohong tersebut. Sebab kenyataan di kampung kami memanglah demikian. Bagi orang-orang tua yang hidup dengan adat dan agama, mereka sering mencemooh pemikiran anak muda sekarang yang sok nasionalis. Sebab mereka tak faham adat, siapa kawan mereka dan siapa lawan mereka. Continue reading “Minang, Melayu, & Islam”