Setelah beberapa lama kami amati, rupanya postingan kami yang berjudul “Indonesia dan Kemerdekaan Malaysia” memiliki banyak peminat. Hal ini kami lihat pada top post dimana tulisan tersebut selalu berada pada tiga besar. Memang hanya terdapat dua komentar dan hanya satu komentar dari dua komentar tersebut yang kami approve. Kenapa demikian tuan? Karena komentar yang ke dua sangat kasar dan tidak patut untuk dimuat dan kita ditiru. Tidak sesuai dengan watak orang Timur..
Memanglah di republik ini keadaannya sungguh sudah sangat mengkhawatirkan. Beragam kabar, apakah itu kabar bohong, dusta, penuh hasutan dan kebencian sangat mudah kita dapati. Beragam media di negara ini sudah sangat keterlaluan dalam menyampaikan suatu kabar. Etika dalam menyampaikan kabar sudah tidak dipatuhi atau diperhatikan. Sehingga kebencian sangat mudah di sulut dan yang kami cemaskan ialah hal ini akan menjadi “bom waktu” bagi keutuhan dan keberlangsungan republik ini.
Berita perihal Malaysia sangat mudah mendatangkan prasangaka. Hal ini karena karena bertahun-tahun yang lalu lamanya orang Indonesia dikotori fikirannya dan dibentuk pandangannya perihal saudara serumpun kita ini. Para politikus ataupun konspirator yang memiliki agenda tersendiri sering menyusupi berita tersebut dengan hasat dan kebencian serta kedengkian. Memanglah Malaysia dalam hal ini tidak terlepas dari silap dan salah. Kami akui, sejauh pergaulan kami dengan beberapa saudara dari sana, sikap, watak, dan karakter serta tabi’at mereka sudah berlainan sekali dengan tabi’at yang seharusnya dianut oleh orang Melayu.
Artikel tersebut kami buat dengan maksud supaya kita umat Muslim dan orang Indonesia memahami dengan betul mengenai posisi kita umat Islam dan terlebih lagi dalam hal ini kita orang Melayu dalam menghadapi isu mengenai Malaysia. Namun apalah daya, sebab sebagian besar dari orang-orang di republik ini telah kehilangan akal sehatnya. Awalnya kami kira hanya orang-orang kebanyakan, orang-orang tidak berpendidikan, yang dapat dengan mudah percaya begitu saja perihal beragam pemberitaan perihal Malaysia. Namun kami salah tuan..
Banyak juga golongan yang telah mendapat pendidikan, orang-orang yang diajar untuk berfikiran kritis dimana terpantang dengan mudah mempercayai mengenai suatu kabar yang disampaikan. Namun pada kenyataanya mereka-mereka ini rupanya telah kehilangan jiwa intelektual mereka. Hasutan demi hasutan dengan mudah menguasai diri mereka.
Kamipun awalnya mengira hanya golongan anak muda yang tumbuh dan besar dimasa negeri ini dikuasai oleh Liberalismelah yang terperdaya dengan beragam berita bohong tersebut. Sebab kenyataan di kampung kami memanglah demikian. Bagi orang-orang tua yang hidup dengan adat dan agama, mereka sering mencemooh pemikiran anak muda sekarang yang sok nasionalis. Sebab mereka tak faham adat, siapa kawan mereka dan siapa lawan mereka. Continue reading “Minang, Melayu, & Islam” →