ilustrasi gambar: internet
Pada suatu hari Ahad kami berjalan-jalan di sebuah pasar di Bandar Padang. Salah satu pasar yang terkenal selalu ramai dikunjungi oleh para pembeli, terutama pada Ahad pagi. Ketika itu kami sedang antri di sebuah ATM (Anjungan Tunai Mandiri) yang berada di dekat pasar tersebut. Tatkala sedang khusyuknya menanti giliran, tiba-tiba kami dikejutkan oleh sebuah suara yang berasal dari arah belakang kami. Tepatnya di tepi jalan “Susu kedelai.. susu kedelai.. beli susu kedelainya engku..” tanya yang punya suara.
Si pemilik suara rupanya seorang gadis muda yang tengah berjalan berdua dengan kawannya sambil memangku sebuah keranjang. Keranjang tersebut ialah sebuah keranjang yang biasa dipakai di sebuah mini market. Keranjang tersebut dipangku, tidak dijinjing. Mungkin si gadis sudah keletihan menjinjingnya sehingga mengganti dengan memangkunya.
Tatkala kami menoleh melihat ke belakang, si gadis melihat dan menawari kami “Beli susu kedelai engku..?” tawarnya.
Sekejap kami terkejut dan kemudian sambil tersenyum kami menggeleng. Si gadispun terus berjalan sambil menawari dagangannya kepada orang-orang yang ditemuinya. Tepat di sebuah kedai di samping bank tempat kami hendak menarik uang di ATM, kedua gadis ini berhenti untuk berehat.
Rasa terkejut kami belumlah hilang, terkejut karena kasihan dan iba melihat kedua gadis ini. Pada masa sekarang, anak-anak kuliah sibuk bermalas-malas karena hendak menikmati hidup di masa muda. Uang mereka habiskan untuk bermain bersama kawan-kawan atau membelanjakannya untuk sesuatu yang tak perlu. Tak peduli apakah si anak tersebut berasal dari keluarga kurang mampu ataupun berkecukupan. Gaya mereka ialah sama, yakni; modis, stylish, fashionista, dan lain sebagainya. Minimal BB atau Smart Phone harus mereka miliki, tak peduli bagaimana caranya.
Namun rupanya masih ada yang tidak demikian adanya. Tatkala hari masih pagi, kedua gadis ini telah berangkat dari tempat kos mereka di Lubuak Lintah.[1] Padahal di waktu yang sama, kawan-kawan seusia mereka masih asyik terlelap tidur di tempat tidur mereka, karena batanggang (begadang) semalam. Atau pulang ke kampung bagi yang tinggal masih di dalam Propinsi Sumatera Barat, sebab pada hari Sabtu dan Ahad merupakan hari kuliah libur.
Entah karena merasa iba atau memang sudah lama tak meminum susu kedelai. Kamipun berniat; selepas mengambil uang, apabila kedua gadis ini masih duduk-duduk berehat di kedai tersebut, maka kami akan membeli dagangan kedua gadis ini.
Benar saja, mereka masih duduk di sana. Kamipun segera menuju ke tempat mereka dan memesan lima bungkus Susu Kedelai. Harga satu bungkus susu ini ialah Rp. 3.000,-. Sambil menanti pesanan kami dikemas ke dalam kantong plastik, kamipun mencoba bertanya-tanya agak sedikit kepada mereka. Continue reading “Kegunaan Masa Muda” →