Kebencian, Kedengkian, & Sedikit Cinta Kasih
Ilustrasi Gambar: Internet
Beberapa masa terakhir ini, kami sangatlah sering mendapati di dinding fesbuk kami pemberitahuan dari sebuah grup. Entah siapakah kiranya yang memasukkan kami ke dalam grup laknat ini, sebuah grup dimana para anggotanya menebarkan kebencian dan menghasut sekalian orang untuk membenci adat kami, Adat Minangkabau. Atas nama Islam mereka berbicara, sungguh terpana kami. Apa hal? Karena akhlak mereka sama sekali tidak mencerminkan Aqidah yang mereka “perjuangkan”.
Dahulu pernah berdiri grup serupa di fesbuk yang bernama Grup “Pel*r*san ABS-SBK”. Tujuan pendirian grup inipun masih sama dengan yang sekarang yakni mengadu-domba antara Islam dan Adat di Minangkabau. Kami tak tahu apakah grup ini masih ada atau tidak? Sebab kami tak ada minat untuk tahu perihal grup laknat itu. Dan sekarang muncul pula grup serupa, sama laknatnya, ataukah mungkin lebih laknat?
Kami tengok para pemuka grup ini mereka masihlah sama, sama dengan grup terdahulu. Hanya ada beberapa orang baru. Kebanyakan dari mereka ialah orang-orang yang tinggal di rantau, bahkan ada yang lahir dan besar di rantau. Pengetahuan mereka perihal Adat Minangkabau hanya berdasarkan ingatan masa silam semata. Ataupun tidak, pengetahuan mereka berasal dari buku-buku yang ditulis oleh para ahli tentang Minangkabau. Dapat juga hasil percakapan mereka dengan orang-orang Minangkabau yang patah hati karena tersingkirkan dari kampung. Marah dan benci karena tidak dapat bertahan dan eksis di kampung.
Yang membuat kami bersedih dan bersusah hati ialah karena orang-orang ini menggunakan Islam sebagai perisai sehingga bagi orang Minangkabau yang lain (yang berakal) menjadi segan untuk melawan. Sebab pada lahir akan dikira orang kita menyerang agama awak sendiri. Serupalah dengan sekelompok jahanam yang melakukan penyerangan terhadap suatu jama’ah. Kemudian tatkala jama’ah tersebut melawan dan mendesak para jahanam tersebut. Mereka menggunakan perempuan dan anak-anak sebagai perisai. Apa yang hendak diperbuat oleh para jama’ah, yang dijadikan perisai ialah ibunda, isteri, kakak-adik, anak ataupun cucu.
Kita Diajarkan untuk saling berkasih-kasihan.
Ilustrasi Gambar: Internet
Sungguh susah dan bersedih hati kami, mereka bercakap atas nama Islam namun akhlak mereka Yahudi. Bagi orang yang sedikit pengetahuannya perihal Islam, tentulah beranggapan bahwa serupa inilah Islam itu. Rasulullah berwasiat “Berlemah-lembutlah dalam bercakap dengan saudara mu sesama muslim” tampaknya wasiat nabi kita yang satu ini tak ada pada mereka. Padahal mereka mengaku memperjuangkan Islam.
Wasiat beliau yang lain “Apabila suatu perkara dipegang yang bukan ahlinya, maka nantilah kehancuran dari perkara tersebut..” mereka bukanlah ahli dikedua perkara tersebut ataupun hanya pada satu perkara saja. Kami heran sangat, mereka pasti memiliki waktu luang yang banyak sehingga memiliki waktu untuk menebar kebencian kepada sesama muslim. Atau “jangan-jangan memang inilah pekerjaan mereka..?”
Dan juga “Akan datang suatu masa dimana orang pandir dan sedikit pemahamannya akan banyak bercakap. Sedangkan orang berilmu diantara kamu akan sedikit bercakapnya..” pengetahuan mereka ini perihal dua perkara yang dipermasalahkan sangatlah sedikit, dangkal, dan jauh sekali. Dan dari wasiat nabi kita di atas fahamlah kami kenapa mereka pula yang paling keras suaranya.. Continue reading “Kacang Miang bagi Minangkabau” →