Lisanmu Cerminan Diri Mu

Nan keruh hendak menjernihkan

Nan kusut hendak menyelesaikan..

Ini ialah salah satu sifat-sifat dari pada Penghulu di Minangkabau. Penghulu maknanya ialah Pemimpin dan seorang Pemimpin di Minangkabau ialah Pelayan. Tempat orang mengadukan permasalahan hidupnya, tempat berkeluh-kesah, tempat mencari perlindungan, dan tempat mencari keadilan.

Sifat-sifat ini tidak hanya boleh di miliki seorang penghulu saja di Minangkabau ini, melainkan sekalian pemimpin hendaknya memiliki sifat-sifat ini. Banyak pantangan kalau hendak menjadi pemimpin dan segala pantangan tersebut bertujuan menjaga marwah penghulu dan menjaga perasaan anak buah (orang yang dipimpin).

Pekan ini Sumatera Barat dihebohkan dengan kelakuan salah seorang mantan wali kota yang tak pandai menjaga lisannya, dimana bercarut[1](mengumpat) di hadapan khalayak di akhir pidato perpisahannya sebagai wali kota. Sangat mencengangkan karena kata-kata buruk serupa itu merupakan kata-kata terakhir dari dirinya sebagai pemimpin kepada masyarakat yang dipimpinnya.

Ini salah satu rekaman

Hal ini sangat mengejutkan dimana “anak wawaw” menjadi  kata-kata terakhir yang dilontarkan. Selepas mengakhiri pidatonya, sebelum mikrofon diserahkan kepada panitia, dengan cepat dia mendekatkan kembali mikrofon ke mulutnya dan mengucapkan kata-kata kasar tersebut.

Dari sudut pandang ini tampak jelas

Continue reading “Lisanmu Cerminan Diri Mu”

Niat Sedari Awal..

Gambar: Internet

Gambar: Internet

Seorang kawan pernah bertanya “Kenapa dimasa awal-awal kemerdekaan banyak sekali terjadi pemberontakan di republik yang baru berdiri ini..?”

Pertanyaan yang sama juga pernah diajukan oleh beberapa orang sebelumnya. Suatu pertanyaan yang penuh akan keheranan dan kesedihan. Pertanyaan serupa agaknya juga terbesit di benak setiap orang. Perseteruan yang berlaku selepas perjuangan merebut kemerdekaan ialah salah satu contoh saja di masa silam. Pada masa sekarang perpecahan atau perseturuan yang serupa juga dapat kita lihat selepas pemilihan ketua suatu organisasi misalnya atau pemilihan pemimpin di daerah (kepala daerah) maupun di pusat.

Sudah menjadi Sunnahtullah (hukum alam) agaknya bahwa perpecahan akan selalu timbul diantara manusia. Semakin tinggi kehidupan manusia maka semakin keras dan kejamlah perpecahan yang timbul. Hanya kepada Allahlah sebaik-baik tempat berlindung dan mencari pertolongan.

Perpecahan itu timbul karena perbedaan tujuan, berlainan niat, dan perjuangan yang dilakukan tidak berlandaskan atas keredhaan Allah Ta’ala. Ada yang bermaksud hati hendak berkuasa, hendak terkenal, hendak mencari uang, hendak menanamkan pengaruh, dan beragam kehendak yang tidak didasarkan kepada Lillahi Ta’ala. Hal tersebutlah yang menimbulkan perpecahan apabila perjuangan tersebut telah mencapai pangkalnya. Bahkan tak jarang sebelum mencapai tujuan yang dimaksud, barisan perjuangan telah mulai renggang bahkan tak jarang bercerai. Hanya kepada Allahlah sebaik-baik tempat mencari perlindungan. Continue reading “Niat Sedari Awal..”

Perang Mental; Fitnahan Munafiqun

Telah genap sepekan semenjak Si Oji mendatangi masjid kita di Bandar Niaga yang dikawani oleh para anak buahnya. Sungguh ramai sangat, selain anak buah di balai juga dibawa anak buahnya dari Satuan Pengamanan Bandar. Gelak-gelak orang melihatnya karena untuk menghadapi anak mahasiswa saja Si Oji ini mesti membawa pengawalan sebanyak itu untuk dirinya. Takut dia rupanya..

“O.. pantaslah begak dia, gedang suaranya, tak hendak mendengar kata orang lain dia. Yang di dia saja yang laku. Apa pantas seorang yang digelari pemimpin bersikap serupa itu. Tak diajarikah ia oleh mamaknya..?” kata salah seorang engku.

Pokok dari yang disampaikan Si Oji dalam pembicaraan dengan mahasiswa ialah bahwa ia tak hendak surut dari pendiriannya, tak ada kata mundur, yang LUPPO GRUP dengan SALAMAKnya akan tetap didatangkan. Sebab menurut pandangannya hal tersebut memberi manfaat kepada bandar tersebut.

Telah disanggah oleh orang, telah diberi pula oleh orang data-data yang selama ini dipertanyakan dan menjadi bahan tertawaan Si Oji dan para Pendukung Salamak ini. Namun tiada mempan, hatinya telah ditutupi oleh Allah Ta’ala agaknya, Innalillahi..

Semenjak itu, perang propaganda semakin gencar di ranah maya, mulai dari fitnahan terhadap salah satu penentang yakni dengan cara mengubah isi status fesbuk dari si penentang yakni Status Keras Menentang Luppo menjadi menyerah dan menerima LUPPO. Hingga yang terakhir ialah yang paling mengejutkan yakni pernyataan salah seorang yang mengaku sesosok Intelektual, telah bergelar profesor pula memberikan suatu pernyataan yang sangat membuat panas kepala.

“Umat Islam di Sumatera Barat ini hendaknya berprasangka baik (berfikir positif) terhadap penanaman modal (investasi) oleh Luppo Grup itu, jangan hanya fikiran buruk (negatif) saja yang dikedepankan..” pernyataan tersebut mendapat sambutan tepuk tangan dari yang hadir di hotel tersebut.

Betapa tidak kan panas, susunan huruf dan rangkaian kata yang terjalin sangatlah serupa dan khas, Khas Kaum Munafiqun (SEPILIS) yang mulut berbisa mereka selalu bercakap perihal Toleransi, Pluralisme, dan Kebebasan.

Perang masihlah terus berlanjut, Perang Mental dan Konspirasi. Gaya serupa ini ialah khas Zionis, melalui media mereka mencuci otak Masyarakat (Umat Islam). Itulah yang terjadi sekarang, media yang tak berdiri di tengah-tengah (netral), kepentingan para pemilik uang, ditambah dengan tingkah pola para pemimpin yang jauh dari tuntunan Agama dan Adat.

Berbagai dukungan terhadap proyek Luppo ini terus berdatangan terutama dari para pejabat. Setelah salah seorang anak buah Si Oji bercakap merendahkan ulama dan para penentang Salamak. Dikatakannya Majelis Ulama tak Punya Kerjaan, tak malu dia mengakui berbagai tempat maksiat yang ada di bandar tersebut, dan yang lebih tak tahu malunya dilemparkannya tanggung jawab kepada para Ulama. Cobalah engku-engku bayangkan betapa tak berotaknya pejabat ini. Cobalah engku dan encik bayangkan kalau tak hanya seorang ini pejabat yang berfikiran serupa ini di negeri kita. Continue reading “Perang Mental; Fitnahan Munafiqun”

Berkaca dari Banten

Propinsi Banten Sumber: Internet

Propinsi Banten
Sumber: Internet

Sekarang, orang-orang sedang diributkan dengan penetapan Gubernur Propinsi Banten sebagai tersangka tindakan korupsi perihal sengketa pemilu pada salah satu kabupaten di propinsi tersebut. Sungguh sangat menarik apabila engku, encik, serta rangkayo hendak melihat lebih dalam. Bahwa Banten merupakan salah satu propinsi terkaya dengan Pendapatan Asli Daerah (PAD)nya yang tinggi yakni sekitar Rp. 3,03 Triliun.[1]

Namun di satu sisi, daerah ini juga dikenal dengan tingkat pengangguran dan kemiskinannya yang juga tinggai. Sungguh sangat menarik engku dan encik sekalian, bagaimana dapat hal yang demikian dapat berlaku?

Bukankah apabila kita pakai logika engku, encik, serta rangkayo sekalian Pendukung SILOAM, yang berlaku di Banten harusnya ialah sebaliknya yakni tingkat pengangguran rendah dan kemiskinanpun rendah pula..?

Banten merupakan propinsi yang kaya, kekayaannya didapat sebagian besar dari investasi. Selain dari keberadaan Bandar Udara Terbesar di Indonesia[2] serta Pelabuhan Merak yang juga merupakan salah satu pelabuhan terbesar di Indonesia.  Belum lagi apabila kita lihat dengan keberadaan beberapa daerah industri pada beberapa daerah tingkat dua di propinsi tersebut.[3] Investor yang datang menawarkan uang telah menggoda hati. Continue reading “Berkaca dari Banten”

Bukti Apa Lagi..?

Banyak orang-orang di balai bertanya-tanya “Bagaimanakan sampai hati seseorang yang mengaku beragama Islam berkeputusan untuk menjual negerinya kepada orang Kafir..?”

Dijawab oleh Sutan Pamenan “Tentulah dapat saja engku, tengok saja pada sejarah masa lalu kita di negeri ini. Bukankah negeri kita ini berhasil dengan gemilang dijajah oleh si Belanda Kafir itu karena ulah anak nagari sendiri..”

Sutan Batuahpun menerusi “Tidak hanya di negeri kita ini engku sekalian, dimana-mana negeri yang pernah kena jajah pastilah ada beberapa orang atau sekelompok pengkhianat yang mengkhianati agama dan negerinya..”

“Dan serupa itu pulalah yang terjadi sekarang agaknya. Karena silau akan pujian duniawi, kekuasaan, harta, dan tahta, seorang yang mengaku beragama Islam sampai hati memberikan uang kepada sekolah pastoral kristen[1] dengan dalih hendak menunjukkan kebaikan dari Islam itu sendiri. Bahkan dengan enteng dia berujar; ketika saya menjadi Ketua Bandar ini, silahkan dibangun gereja yang runtuh, harus lebih besar agar dapat menampung pertumbuhan.. Masya Allah..” jelas Sutan Pamenan

Sutan Malenggang yang sedari tadi diam saja akhirnya terpancing jua “Memangnya dimana yang salah engku..?!” tanyanya dengan tajam kepada Sutan Pamenan “Bukankah agama kita mengajarkan untuk saling menghargai dengan pemeluk agama lain? Lagi pula saya yakin, pendapat engku ini masih ada hubungannya dengan Kawasan yang akan dibuat oleh LUPPO Grup kan?!” tanyanya mencemooh “Sudahlah, hentikan saja penentangan itu, takkkan berpengaruh apa-apa. Sudah engku tengok saja seperti apa Ketua Bandar itu. Dia dan Kami takkan mundur..”

Tercengang orang melihat reaksi Sutan Malenggang ini, benar-benar sudah tak bataratik ia. Dijawab oleh Sutan Batuah “Benarkah demikian, toleransi? Seingat saya nabi kita tak pernah membangun gereja Engku Sutan Malenggang. Perihal uang yang diberikan kepada siswa pastoral, bukankah Mendagri sudah melarang penggunaan APBD untuk madrasah, bukankah itu berarti untuk sekolah agama lain juga berlaku anggaran itu? atau jangan-jangan Engku Mentri yang katanya dari Minangkabau itu membuat kebijakan yang berat sebelah, menzhalimi agama ibu-bapanya sendiri?” Continue reading “Bukti Apa Lagi..?”

Pertempuran yang Tak Kunjung Usai

Seorang nenek yang ikut berdemo. Sumber Ganmar: Grup Umat Islam Sumatera Barat Bersatu Tolak Investasi Bermuatan Misi Pemurtadan

Seorang nenek yang ikut berdemo.
Sumber Ganmar: Grup Umat Islam Sumatera Barat Bersatu Tolak Investasi Bermuatan Misi Pemurtadan

Telah beberapa hari berlalu semenjak sekalian organisasi masyarakat (ormas), mahasiswa, maupun pelajar di Sumatera Barat melakukan unjuk rasa di Kota Padang. Unjuk rasa ini merupakan kegiatan gabungan yang dilakukan oleh beberapa organisasi, seperti; MUI Sumbar, Muhammadiyah, Nahdatul Ulama (NU), Kesatuan Aksi Muslim Mahasiswa Indonesia (KAMMI), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM),  Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), Pelajar Islam Indonesia (PII) , Front Pembela Islam (FPI) dan Laskar Pembela Islam (LPI), Majelis Mujahidin Indonesia (MMI), Majelis Perwakilan Mahasiswa (MPM) UNP, IAIN Imam Bonjol, Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Solok, Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat, Ikatan Keluarga Pasia Jakarta (IKPJ),  dan lain sebagainya.[1]

Unjuk rasa ini merupakan unjuk rasa yang kedua yang dilangsungkan di Kota Padang, karena pada hari Kamis tanggal 28 November yang silam juga dilangsungkan hal yang serupa. Yang diperjuangkan oleh Umat Islam pada kedua unjuk rasa tersebut ialah Menentang Pembangunan Super Block Siloam.

Hingga hari ini Walikota Padang Fauzi Bahar beserta beberapa orang pejabat penting pada Pemerintahan Kota Padang serta salah seorang anggota DPD RI asal Sumatera barat masih berkeras hati mendukung pembangunan Mega Proyek ini.

Pada unjuk rasa yang berjalan damai ini, para pengunjuk rasa menuju ke dua tempat yakni ke Komplek Pemerintahan Kota di Aia Padah serta ke Gedung DPRD Kota Padang. Seluruh rangkaian unjuk rasa oleh Masyarakat Minangkabau ini berjalan aman. Walau ada kekhawatiran akan terjadinya penyusupan namun berhasil digagalkan.

Penyusupan yang berhasil diketahui dan digagalkan hanyalah satu[2] yakni yang dilakukan oleh seorang lelaki yang bernama DZ berumur 27 tahun yang bekerja sebagai seorang guru SD pada salah satu sekolah di Kota Padang. Pada awalnya orang ini mengaku sebagai anggota polisi angkatan 2000, karena curiga salah seorang anggota polisi mencoba bertanya-tanya kepada yang bersangkutan namun jawaban yang diberikan tidak masuk akal. DZ kemudian dibawa ke mobil Dalmas Padang dan dalam tas yang dibawanya ditemukan satu buah Handy Talky (HT) dan KTP.

Seperti yang sudah dapat diterka, Fauzi Bahar tidak menampakkan batang hidungnya ketika aksi unjuk rasa berlangsung. Dengan alasan dinas luar, tiga orang stafnya yakni Kesbangpol Nasrul Sugana, Kepala Satuan Pamong Praja Andree Algamar, dan Staf Ahli Walikota Bidang Pemerintahan Firdaus Ilyas menerima para mahasiswa yang tergabung dalam Forum Mahasiswa Tolak Siloam (FMTS) yang diketuai oleh Ahmad Mahbubi.

Dengan berlindungkan kepada tata tertib pemerintahan mereka dengan senang hati menyerahkan nomor Walikota tatkala diminta oleh mahasiswa. Tentu saja nomor yang dihubungi mahasiswa diangkat oleh Ajudan Walikota. Tatkala ditanyakan oleh mahasiswa kepada ketiga orang “Pejabat” ini mereka dengan ringan menjawab “Etikanya seperti itu, kami di lingkungan SKPDpun tak bisa langsung menghubungi Walikota apabila beliau sedang berkegiatan..” Jelas Firdaus Ilyas.

Walau didesak, bahkan para mahasiswa bersedia untuk menanti walaupun harus bermalam di Kantor Balai Kota. Namun akhirnya mahasiswa mengalah dan bersedia untuk berdialog Jum’at esok dengan Walikota yang rupanya sangat sibuk itu.

Terdapat suatu kisah menarik yang patut untuk kami curaikan disini kepada engku dan encik sekalian. Kisah tersebut seputar kelakuan salah seorang pajabat di lingkungan Pemerintah Kota Padang. Yang bersangkutan ialah seorang camat, seorang camat yang sangatlah setianya kepada Tuannya Walikota Padang. Sang Camat pada petang hari Rabu, 11 Desember mengirimkan sebuah sms kepada seluruh lurah yang berada di bawah kekuasaannya yang isinya ialah menyuruh agar para lurah mengumpulkan setidaknya 50 orang untuk dibawa berunjuk rasa Mendukung SILOAM ke Aia Pacah. Namun tampaknya tak dihiraukan oleh orang sms tersebut. Continue reading “Pertempuran yang Tak Kunjung Usai”