Geliat Komunis di Padang

pki_4

Gambar dari Halte Trans Tunggul Hitam Kota Padang

Kami mendapat beberapa buah gambar dari salah seorang di Bandar Padang. Terkejut kami dibuatnya oleh gambar ini, walau sudah mengira bahwa Komunis akan bangkit dalam masa pemerintahan rezim sekarang namun tetap saja kami terkejut. Apalagi kami beberapa masa yang silam telah mendapat pula vidio dari seorang kawan periihal Lagu Hymne Partai Komunis Indonesia (PKI) yang tanpa rasa segan dan takut diedarkan oleh orang-orang di fesbuk ataupun youtube.

Gambar tersebut diambil oleh kawan kami pada salah satu Halte Bus Trans Padang, tepatnya ialah di Halte Tunggul Hitam.

Terkenang akan masa sebelum perang dengan Komunis[1] dahulu, Kolonel Dahalan Djambek memprakrasai membentuk sebuah organisasi yang dinamai dengan GEBAK kepanjangannya ialah Gerakan Bersama Anti Komunis. Sungguh suatu sikap yang berani dan patut kita tiru, sebab ketika itu Komunis sedang sangat berpengaruh di Jakarta.

GEBAK didirikan untuk menghadapi aksi propaganda dari Organisasi Pemuda Rakyat (OPR) yang merupakan Sayap Kepemudaan Partai Komunis Indonesia. Continue reading “Geliat Komunis di Padang”

Mengganti Akidah Orang Minang

Ilustrasi Gambar: Internet

Ilustrasi Gambar: Internet

Kami pernah mendengar sebuah pernyataan dari ahli Komunikasi beberapa tahun yang silam yang mengatakan; kebohongan apabila diucapkan seribu kali maka ia akan menjadi sebuah kebenaran.

Hal tersebut mengemuka kembali dalam fikiran kami tatkala membaca sebuah status kawan di fesbuk yang menyatakan kekecewaannya pada salah satu media cetak di Sumatera Barat ini. Pasalnya, media tersebut tidak objektif dalam menyampaikan berita, lebih condok memihak kepada JKW.

Media tersebut ialah salah satu media dari anak perusahaan salah satu jaringan Grup Media terbesar di republik ini yang kalau kami tak salah berpusat di Surabaya – Jawa Timur. Produk mereka di propinsi ini tidak hanya media cetak melainkan juga media elektronik serupa televisi lokal yang telah berdiri di dua kota utama di Sumbar dengan dua nama yang berlainan.

Sebenarnya ketidak senangan kami terhadap media cetak di republik ini telah lahir semenjak kasus Siloam mengemuka di Sumbar. Ketika itu kami lihat berbagai media di propinsi ini sama sekali tidak pernah menyirkan kabar perihal penolakan kami Orang Minangkabau terhadap kedatangan Kapitalis Besar JTR. Termasuk surat kabar kepunyaan Orang Minangkabau sendiri. Hanya satu surat kabar yang mengabarkan hal tersebut dan itupun karena kepentingan bisnis pemilik koran tersebut dirugikan dengan kebijakan walikota saat itu.

Kemudian hal ini semakin menjadi-jadi ketika Pemilu Presiden beberapa masa yang lalu. Media yang seharusnya netral pada saat itu dengan terang-terangan melanggar segala kode etik mereka, menginjak-injak prinsip-prinsip luhur dari jurnalisme, serta dengan senang hati “melacurkan” diri kepada kapitalis dan politikus. Continue reading “Mengganti Akidah Orang Minang”

Niat Sedari Awal..

Gambar: Internet

Gambar: Internet

Seorang kawan pernah bertanya “Kenapa dimasa awal-awal kemerdekaan banyak sekali terjadi pemberontakan di republik yang baru berdiri ini..?”

Pertanyaan yang sama juga pernah diajukan oleh beberapa orang sebelumnya. Suatu pertanyaan yang penuh akan keheranan dan kesedihan. Pertanyaan serupa agaknya juga terbesit di benak setiap orang. Perseteruan yang berlaku selepas perjuangan merebut kemerdekaan ialah salah satu contoh saja di masa silam. Pada masa sekarang perpecahan atau perseturuan yang serupa juga dapat kita lihat selepas pemilihan ketua suatu organisasi misalnya atau pemilihan pemimpin di daerah (kepala daerah) maupun di pusat.

Sudah menjadi Sunnahtullah (hukum alam) agaknya bahwa perpecahan akan selalu timbul diantara manusia. Semakin tinggi kehidupan manusia maka semakin keras dan kejamlah perpecahan yang timbul. Hanya kepada Allahlah sebaik-baik tempat berlindung dan mencari pertolongan.

Perpecahan itu timbul karena perbedaan tujuan, berlainan niat, dan perjuangan yang dilakukan tidak berlandaskan atas keredhaan Allah Ta’ala. Ada yang bermaksud hati hendak berkuasa, hendak terkenal, hendak mencari uang, hendak menanamkan pengaruh, dan beragam kehendak yang tidak didasarkan kepada Lillahi Ta’ala. Hal tersebutlah yang menimbulkan perpecahan apabila perjuangan tersebut telah mencapai pangkalnya. Bahkan tak jarang sebelum mencapai tujuan yang dimaksud, barisan perjuangan telah mulai renggang bahkan tak jarang bercerai. Hanya kepada Allahlah sebaik-baik tempat mencari perlindungan. Continue reading “Niat Sedari Awal..”

Pertempuran yang Tak Kunjung Usai

Seorang nenek yang ikut berdemo. Sumber Ganmar: Grup Umat Islam Sumatera Barat Bersatu Tolak Investasi Bermuatan Misi Pemurtadan

Seorang nenek yang ikut berdemo.
Sumber Ganmar: Grup Umat Islam Sumatera Barat Bersatu Tolak Investasi Bermuatan Misi Pemurtadan

Telah beberapa hari berlalu semenjak sekalian organisasi masyarakat (ormas), mahasiswa, maupun pelajar di Sumatera Barat melakukan unjuk rasa di Kota Padang. Unjuk rasa ini merupakan kegiatan gabungan yang dilakukan oleh beberapa organisasi, seperti; MUI Sumbar, Muhammadiyah, Nahdatul Ulama (NU), Kesatuan Aksi Muslim Mahasiswa Indonesia (KAMMI), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM),  Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), Pelajar Islam Indonesia (PII) , Front Pembela Islam (FPI) dan Laskar Pembela Islam (LPI), Majelis Mujahidin Indonesia (MMI), Majelis Perwakilan Mahasiswa (MPM) UNP, IAIN Imam Bonjol, Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Solok, Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat, Ikatan Keluarga Pasia Jakarta (IKPJ),  dan lain sebagainya.[1]

Unjuk rasa ini merupakan unjuk rasa yang kedua yang dilangsungkan di Kota Padang, karena pada hari Kamis tanggal 28 November yang silam juga dilangsungkan hal yang serupa. Yang diperjuangkan oleh Umat Islam pada kedua unjuk rasa tersebut ialah Menentang Pembangunan Super Block Siloam.

Hingga hari ini Walikota Padang Fauzi Bahar beserta beberapa orang pejabat penting pada Pemerintahan Kota Padang serta salah seorang anggota DPD RI asal Sumatera barat masih berkeras hati mendukung pembangunan Mega Proyek ini.

Pada unjuk rasa yang berjalan damai ini, para pengunjuk rasa menuju ke dua tempat yakni ke Komplek Pemerintahan Kota di Aia Padah serta ke Gedung DPRD Kota Padang. Seluruh rangkaian unjuk rasa oleh Masyarakat Minangkabau ini berjalan aman. Walau ada kekhawatiran akan terjadinya penyusupan namun berhasil digagalkan.

Penyusupan yang berhasil diketahui dan digagalkan hanyalah satu[2] yakni yang dilakukan oleh seorang lelaki yang bernama DZ berumur 27 tahun yang bekerja sebagai seorang guru SD pada salah satu sekolah di Kota Padang. Pada awalnya orang ini mengaku sebagai anggota polisi angkatan 2000, karena curiga salah seorang anggota polisi mencoba bertanya-tanya kepada yang bersangkutan namun jawaban yang diberikan tidak masuk akal. DZ kemudian dibawa ke mobil Dalmas Padang dan dalam tas yang dibawanya ditemukan satu buah Handy Talky (HT) dan KTP.

Seperti yang sudah dapat diterka, Fauzi Bahar tidak menampakkan batang hidungnya ketika aksi unjuk rasa berlangsung. Dengan alasan dinas luar, tiga orang stafnya yakni Kesbangpol Nasrul Sugana, Kepala Satuan Pamong Praja Andree Algamar, dan Staf Ahli Walikota Bidang Pemerintahan Firdaus Ilyas menerima para mahasiswa yang tergabung dalam Forum Mahasiswa Tolak Siloam (FMTS) yang diketuai oleh Ahmad Mahbubi.

Dengan berlindungkan kepada tata tertib pemerintahan mereka dengan senang hati menyerahkan nomor Walikota tatkala diminta oleh mahasiswa. Tentu saja nomor yang dihubungi mahasiswa diangkat oleh Ajudan Walikota. Tatkala ditanyakan oleh mahasiswa kepada ketiga orang “Pejabat” ini mereka dengan ringan menjawab “Etikanya seperti itu, kami di lingkungan SKPDpun tak bisa langsung menghubungi Walikota apabila beliau sedang berkegiatan..” Jelas Firdaus Ilyas.

Walau didesak, bahkan para mahasiswa bersedia untuk menanti walaupun harus bermalam di Kantor Balai Kota. Namun akhirnya mahasiswa mengalah dan bersedia untuk berdialog Jum’at esok dengan Walikota yang rupanya sangat sibuk itu.

Terdapat suatu kisah menarik yang patut untuk kami curaikan disini kepada engku dan encik sekalian. Kisah tersebut seputar kelakuan salah seorang pajabat di lingkungan Pemerintah Kota Padang. Yang bersangkutan ialah seorang camat, seorang camat yang sangatlah setianya kepada Tuannya Walikota Padang. Sang Camat pada petang hari Rabu, 11 Desember mengirimkan sebuah sms kepada seluruh lurah yang berada di bawah kekuasaannya yang isinya ialah menyuruh agar para lurah mengumpulkan setidaknya 50 orang untuk dibawa berunjuk rasa Mendukung SILOAM ke Aia Pacah. Namun tampaknya tak dihiraukan oleh orang sms tersebut. Continue reading “Pertempuran yang Tak Kunjung Usai”

Cerdik nan Tak Cendikia (Bag.2)

Banyak orang-orang, kawan-kawan, atau sekadar kenalan yang kami dapati beralih pendirian, atau berpandangan meleset. Hal ini mula tampak tatkala mereka memasuki bangku kuliah. Awalnya kami heran, namun tak berapa lama kami berada dalam keheranan tersebut. Sebab kami sendiri mendapati pula.

Kalau dalam keluarga, orang tua sangat berpengaruh dalam pertumbuhan mental seorang anak. Begitu pula di sekolah, peranan seorang guru sangat besar dalam mempengaruhi cara berfikir atau cara pandang mereka.

Namun yang paling penting dalam tahap pembentukan pola fikir seorang anak ialah dimasa kuliah. Pada masa inilah pertumbuhan jiwa radikal seorang anak terjadi. Apabila mereka memiliki daya tahan lemah – dimana kurangnya bekal berupa pengajaran ilmu agama dan adat dalam dirinya – maka anak-anak malang ini akan mudah terpengaruh dengan pandangan dosennya.

Syukur-syukur apabila bersua dengan dosen yang memiliki pandangan keislaman yang kuat dan kukuh. Apabila sebaliknya yang berlaku, maka berdo’a sajalah kita agar Allah Ta’ala menjaga iman anak dan kamanakan kita itu selama mereka berkuliah.

Beberapa masa yang lalu, para anggota Grup Umat Islam Sumatera Barat Bersatu Menolak Investasi Bermuatan Misi Pemurtadan[1] dibuat pening dan sedih dengan sebuah postingan yang mengutip beberapa pendapat para dosen pada salah satu universitas negeri kebanggaan Minangkabau di Kota Padang.[2]

Kamipun mencoba bertanya kepada beberapa orang kawan, salah seorang kawan yang kami tanyai mencoba menjawabnya.

Berikut kami sertakan isi lengkap dari postingan tersebut beserta jawapan dari kawan kami:

Tadi ambo masuak ke milis Unand, nan anggota2nyo dosen Unand. Nan acok bakicau disinan umumnyo level doktor jo profesor. Sabana ngilu ulu hati ambo mambaco komen mereka. Antaro malu jo berang lai pulo. Sapicik ko bana pikiran urang2 hebat di Unand kironyo.
——-
NB: Namo urang nan manulis sangajo ambo apuih.

——
BUKTI KEPICIKAN CARA BERPIKIR DOSEN UNAND DALAM MERESPON PENOLAKAN ATAS SUPERBLOK LIPPOGROUP

Suatu pemikiran yg matang dan konkrit perlu difikirkan dan dikaji oleh para pemikir di Sumbar tentang pro dan kontra mengenai berdirinya SILOAM dengan segala aktivitasnya di kota Padang! Peranan perguruan tinggi di Sumbar tentu diperlukan untuk mengkaji dan memberikan masukan kepada pemda apakah memang merugikan atau menguntungkan bagi masyarakat Sumbar dengan berdirinya SILOAM tersebut. Bagaimana pendapat para cendekia di Unand?

—-
Sejawat Ytt. Gunjingan seputar pendirian rumah sakit “Siloam” semakin panas, apalagi setelah dikerahkan “demo jihad” ke DPRD Padang menantang rencana pendirian hospital tersebut. Dari sumber yang tidak perlu dipercayai (karena bukan rukun iman) disinyalir Siloam membawa misi terselubung yakni “pemurtadan”, dengan kata lain; bila rumah sakit ini berdiri akan menukar aqidah umat Islam di ranah yang bersendikan kitabullah ini menjadi umat nasrani.

Semudah itu kah ???

Sudah banyak nian umat muslim yang berobat ke rumah sakit lain semisal Siloam, seperti ke RS Yos Soedarso, St Chorolus di Jakarta, Elizabeth Hospital di Singapura, belum terdengar si pasien yang pindah agama. Jangankan pindah agama ? memegang kayu salib pun tak pernah, kalau melihat salib… tentu iya, karena barang tersebut terpajang di dinding gedung tersebut.

Menurut filosofi orang sakit, mereka hanya memikirkan bagaimana penyakit cepat sembuh, dengan apa? dimana? siapa yang mengobat? dan berapa bayaran? tidaklah terlalu difikirkan. Gusdur waktu berobat mata ke Amrik (Non Muslim Hospital) ditanya apakah terfikir untuk pindah agama? Apa jawab Gusdur? “Jangankan pindah agama pindah tempat duduk aja pun gua susah. Shalat 5 waktu gua jadikan 3 waktu, itupun dipenggal penggal (qashar).

Secara ekonomi sebuah investasi pasti punya kebaikan, antara lain; menciptakan lapangan kerja, menghemat devisa, membuat pesaing (rumah sakit lain) semakin ramah dan kompetitif.

Yang menjadi momok hanya “misi terselubung tadi. Namun kalau difikir secara benar, biarlah misi itu tetap terselubung selamanya, bila terungkap ke permukaan baru kita bikin perhitungan.

Bukankah didalam tubuh kita ada juga yang terselubung (tahi alias zirik), selama zirik tersimpan dalam perut selubungnya boleh dibawa shalat, zikir, tawaf, dan sa …

Namun, bila dia keluar dari selubungnya, jatuhlah hukum najis yakni haram, harus dibuang dan dibersihkan. Sekarang, dari pada repot memikirkan Siloam dengan selubungnya, kini kita benahi saja rumah sakit kita menjadi lebih baik, ramah, murah, halal, dan islami. Bikin jargon: “Berobat ke Rumah Sehat Islami dijamin masuk syorga. Ayo siapa berani ?.

Horas Siloam !

Jawab: Apakah pola yang telah terjadi sama dengan pola yang berlaku di Indonesia? Pola Kristenisasi di Indonesia memiliki beberapa pola, salah satunya yang paling terkenal ialah memerangkap “korban muslim” mereka dengan ketiadaan uang. Memanfaatkan kelemahan dari segi finansial. Bukankah RS.SILOAM merupakan rumah sakit mewah (elit)?

Orang-orang kafir itu tentulah takkan sebodoh itu mengkafirkan setiap orang Islam yang berobat ke tempat mereka. Kalau hal tersebut terjadi, tentulah takkan ada lagi orang Islam yang akan pergi berobat ke sana.

Strategi yang mereka jalankan ialah strategi jangka panjang. Seperti yang telah dijelaskan oleh Engku Abdul Muin[3] dalam kesaksian beliau. Gambaran dan laporan yang diberikan oleh Engku Abdul Muin sungguh sangat baik dalam menjelaskan dan menganalisis keadaan di Manado.

Proses yang mereka lakukan tidaklah langsung (instan) akan tetapi mereka melakukan strategi jangka panjang:

1. Ambil alih bisnis mereka,

2. pekerjakan mereka,

3. ubah mentalitas mereka menjadi budak,

4. miskinkan mereka,

5. lalu kafirkan.

6. Mudahkan..

 

Perkara najis dan cirik, perumpamaan (analogi) yang engkau gunakan tidaklah tepat atau tidak pada tempatnya. Kurang ajar itu namanya, tak berasa, tak ada sensitivitas sama sekali terhadap orang lain. Manakah yang baik, sedia payung sebelum hujan, atau tunggu hujan dahulu baru mencari payung? Kalau menurut kearifan orang Minangkabau: alun takilek-alah takalam

Yang terselubung itu malah sering lebih mudah keluar di rs lain, sekalipun yang berlabel islami. Betapa tidak, lantaran pasien memikirkan mahal tarifnya. Termasuk hospitalitinya yang tidak hospital dan cenderung hadir secara transaksional. Ini problem kita yang tak ada hubungannya dengan Siloam. Horas dan horas.

Jawab: Pelayanan dan fasilitas yang ada memanglah perlu diperbaiki serta ditingkatkan agar lebih baik. Kita tentunya tidak menutup diri akan kesalahan sendiri yang telah diperbuat. Momen Siloam ini ialah momen kebangkitan kita bersama, hendaknya berbagai rumah sakit yang ada di Kota Padang memperbaiki diri. Salah satu rumah sakit nasrani telah lama menjadi ancaman bagi kita, namun sebagian besar dari kita bersikap abai. Bahkan ada yang bangga berobat ke sana, Astagfirullah..


Bukan dalam perspektif Islam yg tidak beres pak, tapi bagi orang2 yg sebagian2 memahaminya. Padahal masuklah kedalam Islam tsb secara utuh, bukan sebagian2. Jangan merasa benar sendiri dan menganggap orang lain salah. Ambo raso pernyataan bahwa dengan berdirinya rs siloam, maka banyak org minang akan dimurtadkan perlu ditinjau ulang. Pernyataan ini sangat melecehkan. Apokah awak sajo yg kuek iman? Org lain tdk? Jadi ndak usahlah dibawa persaingan bisnis kedlm urusan agama

Jawab; “Jangan merasa benar sendiri dan menganggap orang lain salah” sungguh lawak sekali. Engkau yang mengeluarkan pernyataanpun tidak mengamalkan apa yang engkau katakan. Engkau suruh orang lain agar tidak menganggap diri mereka benar dan orang lain salah. Sedangkan engkau menganggap diri engkau saja yang benar sedangkan orang lain salah. Begitulah Tabi’at Kaum Munafiqun (SEPILIS)..

Orang Minangkabau yang dimurtadkan perlu dikaji ulang? Engkau saja yang tak hendak mau tahu dengan berbagai kejadian pemurtadan itu. sudah banyak kejadian, sudah banyak pula bukti-bukti yang ditunjukkan. Engkau ada punya mata, tapi tak diguna untuk melihat. Cis..

Siapa yang merasa kuat iman?

Penolakan ini gunanya ialah untuk melindungi diri, keluarga, nagari, dan Alam Minangkabau ini. Karena kami Insyaf iman kami masihlah lemah..

Siapa pula yang membawa-bawa persaingan bisnis? Itu hanya prasangka dan fitnah dari kalian kepada kami. Sudahkah engkau selidiki sesiapa saja yang ikut berdemo dan berapa yang dibayar.

Kalian para akademisi selalu “mengagung-agungkan data” maka tunjukkan kepada kami datanya. Mana data dari orang-orang yang dibayar itu..?

Membawa persaingan bisnis ke dalam urusan agama?! Orang Islam itu selalu membawa agama mereka dalam setiap tarikan nafas kehidupan. Pernah ada satu cerita, entahkah benar-entahkah salah; kabarnya Orang Minangakabu, kenapa tak pernah dapat menjadi pengusaha besar serupa orang-orang Cina itu karena mereka selalu membawa agama mereka dalam berdagang. Islam mengharamkan riba, menipu, mengambil yang bukan haq, dan lain sebagainya.

Walau cerita itu masih perlu diselidiki sebab pernyataan bahwa orang Minangkabau selalu membawa-bawa agama mereka dalam setiap tarikan nafas masih perlu dipertanyakan. Setidaknya dalam forum ini.. Continue reading “Cerdik nan Tak Cendikia (Bag.2)”

Cerdik nanTak Cendikia (Bag.1)

Ilustrasi Gambar: INternet

Ilustrasi Gambar: INternet

Beberapa hari yang silam hangat ota[1] yang terjadi di Grup Umat Islam Sumatera Barat Bersatu Menolak Investasi Bermuatan Misi Pemurtadan.[2] Kami dapati banyak yang terkejut ataupun bersedih dengan beberapa pendapat dari beberapa orang dosen pada salah satu universitas negeri ternama kebanggaan negeri di Minangkabau ini. Rangkaian pendapat mereka dipublikasikan pada sebuah milis yang beranggotakan para dosen kelas kakap dari universitas tersebut. Rangkaian pendapat mereka yang menyedihkan itu ialah perihal LIPPO Grup & Siloam.

Tentulah banyak yang tak menyangka kenapa seorang dosen yang sangat kental nuansa intelektualnya dapat berpendapat demikian. Atau ada juga yang goncang dan goyah pendiriannya “Dosen terdidik yang telah menuntut ilmu di luar negeri yang negeri kafir saja berpendapat demikian. Apalagi mereka tinggal menetap di negeri kafir tersebut, tak terbilang lamanya, dan mereka tetap dalam keislaman mereka..”

Memanglah demikian engku, encik, dan rangkayo sekalian. Buya Hamka telah jauh-jauh hari memperingatkan “Iman tanpa Ilmu bagaikan lentera di tangan bayi, Ilmu tanpa Iman bagaikan lentera di tangan pencuri..” dalam itu maknanya engku, encik, dan rangkayo sekalian.

Memanglah sudah menjadi penegetahuan kita bersama (yang kita abaikan bersama-sama pula) bahwa ranah kampus merupakan ranah tempat pencucian otak yang sangat keji. Banyak sudah buktinya, ada seorang anak yang nakalnya minta ampun, namun setelah kuliah berlainan kelakuannya, berubah menjadi baik.

Namun ada pula yang berlaku sebaliknya, tak tanggung siaknya[3] ia, bagi yang laki-laki taratiknya sangat pula. Sedangkan bagi yang perempuan sangatlah sopan pakaian yang dikenakannya, teduh mata ini memandang. Namun tak sampai satu tahun berkuliah, sudah berlainan saja kelakuan dan pakaian yang dikenakannya. Na’uzubillah.. Continue reading “Cerdik nanTak Cendikia (Bag.1)”