Banyak orang-orang, kawan-kawan, atau sekadar kenalan yang kami dapati beralih pendirian, atau berpandangan meleset. Hal ini mula tampak tatkala mereka memasuki bangku kuliah. Awalnya kami heran, namun tak berapa lama kami berada dalam keheranan tersebut. Sebab kami sendiri mendapati pula.
Kalau dalam keluarga, orang tua sangat berpengaruh dalam pertumbuhan mental seorang anak. Begitu pula di sekolah, peranan seorang guru sangat besar dalam mempengaruhi cara berfikir atau cara pandang mereka.
Namun yang paling penting dalam tahap pembentukan pola fikir seorang anak ialah dimasa kuliah. Pada masa inilah pertumbuhan jiwa radikal seorang anak terjadi. Apabila mereka memiliki daya tahan lemah – dimana kurangnya bekal berupa pengajaran ilmu agama dan adat dalam dirinya – maka anak-anak malang ini akan mudah terpengaruh dengan pandangan dosennya.
Syukur-syukur apabila bersua dengan dosen yang memiliki pandangan keislaman yang kuat dan kukuh. Apabila sebaliknya yang berlaku, maka berdo’a sajalah kita agar Allah Ta’ala menjaga iman anak dan kamanakan kita itu selama mereka berkuliah.
Beberapa masa yang lalu, para anggota Grup Umat Islam Sumatera Barat Bersatu Menolak Investasi Bermuatan Misi Pemurtadan[1] dibuat pening dan sedih dengan sebuah postingan yang mengutip beberapa pendapat para dosen pada salah satu universitas negeri kebanggaan Minangkabau di Kota Padang.[2]
Kamipun mencoba bertanya kepada beberapa orang kawan, salah seorang kawan yang kami tanyai mencoba menjawabnya.
Berikut kami sertakan isi lengkap dari postingan tersebut beserta jawapan dari kawan kami:
Tadi ambo masuak ke milis Unand, nan anggota2nyo dosen Unand. Nan acok bakicau disinan umumnyo level doktor jo profesor. Sabana ngilu ulu hati ambo mambaco komen mereka. Antaro malu jo berang lai pulo. Sapicik ko bana pikiran urang2 hebat di Unand kironyo.
——-
NB: Namo urang nan manulis sangajo ambo apuih.
——
BUKTI KEPICIKAN CARA BERPIKIR DOSEN UNAND DALAM MERESPON PENOLAKAN ATAS SUPERBLOK LIPPOGROUP
Suatu pemikiran yg matang dan konkrit perlu difikirkan dan dikaji oleh para pemikir di Sumbar tentang pro dan kontra mengenai berdirinya SILOAM dengan segala aktivitasnya di kota Padang! Peranan perguruan tinggi di Sumbar tentu diperlukan untuk mengkaji dan memberikan masukan kepada pemda apakah memang merugikan atau menguntungkan bagi masyarakat Sumbar dengan berdirinya SILOAM tersebut. Bagaimana pendapat para cendekia di Unand?
—-
Sejawat Ytt. Gunjingan seputar pendirian rumah sakit “Siloam” semakin panas, apalagi setelah dikerahkan “demo jihad” ke DPRD Padang menantang rencana pendirian hospital tersebut. Dari sumber yang tidak perlu dipercayai (karena bukan rukun iman) disinyalir Siloam membawa misi terselubung yakni “pemurtadan”, dengan kata lain; bila rumah sakit ini berdiri akan menukar aqidah umat Islam di ranah yang bersendikan kitabullah ini menjadi umat nasrani.
Semudah itu kah ???
Sudah banyak nian umat muslim yang berobat ke rumah sakit lain semisal Siloam, seperti ke RS Yos Soedarso, St Chorolus di Jakarta, Elizabeth Hospital di Singapura, belum terdengar si pasien yang pindah agama. Jangankan pindah agama ? memegang kayu salib pun tak pernah, kalau melihat salib… tentu iya, karena barang tersebut terpajang di dinding gedung tersebut.
Menurut filosofi orang sakit, mereka hanya memikirkan bagaimana penyakit cepat sembuh, dengan apa? dimana? siapa yang mengobat? dan berapa bayaran? tidaklah terlalu difikirkan. Gusdur waktu berobat mata ke Amrik (Non Muslim Hospital) ditanya apakah terfikir untuk pindah agama? Apa jawab Gusdur? “Jangankan pindah agama pindah tempat duduk aja pun gua susah. Shalat 5 waktu gua jadikan 3 waktu, itupun dipenggal penggal (qashar).
Secara ekonomi sebuah investasi pasti punya kebaikan, antara lain; menciptakan lapangan kerja, menghemat devisa, membuat pesaing (rumah sakit lain) semakin ramah dan kompetitif.
Yang menjadi momok hanya “misi terselubung tadi. Namun kalau difikir secara benar, biarlah misi itu tetap terselubung selamanya, bila terungkap ke permukaan baru kita bikin perhitungan.
Bukankah didalam tubuh kita ada juga yang terselubung (tahi alias zirik), selama zirik tersimpan dalam perut selubungnya boleh dibawa shalat, zikir, tawaf, dan sa …
Namun, bila dia keluar dari selubungnya, jatuhlah hukum najis yakni haram, harus dibuang dan dibersihkan. Sekarang, dari pada repot memikirkan Siloam dengan selubungnya, kini kita benahi saja rumah sakit kita menjadi lebih baik, ramah, murah, halal, dan islami. Bikin jargon: “Berobat ke Rumah Sehat Islami dijamin masuk syorga. Ayo siapa berani ?.
Horas Siloam !
Jawab: Apakah pola yang telah terjadi sama dengan pola yang berlaku di Indonesia? Pola Kristenisasi di Indonesia memiliki beberapa pola, salah satunya yang paling terkenal ialah memerangkap “korban muslim” mereka dengan ketiadaan uang. Memanfaatkan kelemahan dari segi finansial. Bukankah RS.SILOAM merupakan rumah sakit mewah (elit)?
Orang-orang kafir itu tentulah takkan sebodoh itu mengkafirkan setiap orang Islam yang berobat ke tempat mereka. Kalau hal tersebut terjadi, tentulah takkan ada lagi orang Islam yang akan pergi berobat ke sana.
Strategi yang mereka jalankan ialah strategi jangka panjang. Seperti yang telah dijelaskan oleh Engku Abdul Muin[3] dalam kesaksian beliau. Gambaran dan laporan yang diberikan oleh Engku Abdul Muin sungguh sangat baik dalam menjelaskan dan menganalisis keadaan di Manado.
Proses yang mereka lakukan tidaklah langsung (instan) akan tetapi mereka melakukan strategi jangka panjang:
1. Ambil alih bisnis mereka,
2. pekerjakan mereka,
3. ubah mentalitas mereka menjadi budak,
4. miskinkan mereka,
5. lalu kafirkan.
6. Mudahkan..
Perkara najis dan cirik, perumpamaan (analogi) yang engkau gunakan tidaklah tepat atau tidak pada tempatnya. Kurang ajar itu namanya, tak berasa, tak ada sensitivitas sama sekali terhadap orang lain. Manakah yang baik, sedia payung sebelum hujan, atau tunggu hujan dahulu baru mencari payung? Kalau menurut kearifan orang Minangkabau: alun takilek-alah takalam
—
Yang terselubung itu malah sering lebih mudah keluar di rs lain, sekalipun yang berlabel islami. Betapa tidak, lantaran pasien memikirkan mahal tarifnya. Termasuk hospitalitinya yang tidak hospital dan cenderung hadir secara transaksional. Ini problem kita yang tak ada hubungannya dengan Siloam. Horas dan horas.
Jawab: Pelayanan dan fasilitas yang ada memanglah perlu diperbaiki serta ditingkatkan agar lebih baik. Kita tentunya tidak menutup diri akan kesalahan sendiri yang telah diperbuat. Momen Siloam ini ialah momen kebangkitan kita bersama, hendaknya berbagai rumah sakit yang ada di Kota Padang memperbaiki diri. Salah satu rumah sakit nasrani telah lama menjadi ancaman bagi kita, namun sebagian besar dari kita bersikap abai. Bahkan ada yang bangga berobat ke sana, Astagfirullah..
—
Bukan dalam perspektif Islam yg tidak beres pak, tapi bagi orang2 yg sebagian2 memahaminya. Padahal masuklah kedalam Islam tsb secara utuh, bukan sebagian2. Jangan merasa benar sendiri dan menganggap orang lain salah. Ambo raso pernyataan bahwa dengan berdirinya rs siloam, maka banyak org minang akan dimurtadkan perlu ditinjau ulang. Pernyataan ini sangat melecehkan. Apokah awak sajo yg kuek iman? Org lain tdk? Jadi ndak usahlah dibawa persaingan bisnis kedlm urusan agama
Jawab; “Jangan merasa benar sendiri dan menganggap orang lain salah” sungguh lawak sekali. Engkau yang mengeluarkan pernyataanpun tidak mengamalkan apa yang engkau katakan. Engkau suruh orang lain agar tidak menganggap diri mereka benar dan orang lain salah. Sedangkan engkau menganggap diri engkau saja yang benar sedangkan orang lain salah. Begitulah Tabi’at Kaum Munafiqun (SEPILIS)..
Orang Minangkabau yang dimurtadkan perlu dikaji ulang? Engkau saja yang tak hendak mau tahu dengan berbagai kejadian pemurtadan itu. sudah banyak kejadian, sudah banyak pula bukti-bukti yang ditunjukkan. Engkau ada punya mata, tapi tak diguna untuk melihat. Cis..
Siapa yang merasa kuat iman?
Penolakan ini gunanya ialah untuk melindungi diri, keluarga, nagari, dan Alam Minangkabau ini. Karena kami Insyaf iman kami masihlah lemah..
Siapa pula yang membawa-bawa persaingan bisnis? Itu hanya prasangka dan fitnah dari kalian kepada kami. Sudahkah engkau selidiki sesiapa saja yang ikut berdemo dan berapa yang dibayar.
Kalian para akademisi selalu “mengagung-agungkan data” maka tunjukkan kepada kami datanya. Mana data dari orang-orang yang dibayar itu..?
Membawa persaingan bisnis ke dalam urusan agama?! Orang Islam itu selalu membawa agama mereka dalam setiap tarikan nafas kehidupan. Pernah ada satu cerita, entahkah benar-entahkah salah; kabarnya Orang Minangakabu, kenapa tak pernah dapat menjadi pengusaha besar serupa orang-orang Cina itu karena mereka selalu membawa agama mereka dalam berdagang. Islam mengharamkan riba, menipu, mengambil yang bukan haq, dan lain sebagainya.
Walau cerita itu masih perlu diselidiki sebab pernyataan bahwa orang Minangkabau selalu membawa-bawa agama mereka dalam setiap tarikan nafas masih perlu dipertanyakan. Setidaknya dalam forum ini.. Continue reading “Cerdik nan Tak Cendikia (Bag.2)” →