Sumber Gambar: Internet
Pada suatu ketika kami, dengan beberapa orang kawan duduk-duduk di Kapalo Banda melepas penat. Engku Sutan Pamenan berujar “Terdengar oleh saya bahwa permasalahan Salamak di Padang tak hendak surut agaknya. Seberapa keras orang monolaknya, sekeras itupula orang-orang munafiq itu mendukungnya..”
Engku Malin Batuah pun menanggapi “Memang demikianlah engku, seperti kata orang kampung kita; sebanyak orang saya, sebayak itu pula orang benci. Apatah ini perkara investasi, perkara uang ini engku-engku..”
“Benar demikian kiranya, agaknya pada masa sekarang sebagian orang Minangkabau telah banyak yang bertukar tempat berpijak. Perkara yang terpantang menjadi biasa, yang harampun dapat mereka halalkan. Cobalah engku-engku tengok saja pada masa sekarang, banyak anak gadis berpakaian sempit dbiarkan, telah pula berani anak bujang datang bertandang ke rumah seorang anak gadis. Anehnya, orangtuanya menyabut dengan senang, bangga mereka memiliki seorang anak gadis yang cantik..” jawab Engku Sutan Pamenan mencemoooh.
Kamipun terdiam, berbagai bantahan dan jawapan diberikan oleh golongan pendukung investasi ini. Kami yang pandir ini, yang tak mengikuti dengan baik segala perkembangan sudah dapat merasakan ada yang aneh dalam hati kami ini tatkala mendengar kabar perihal investasi tersebut. Ada sesuatu yang sedang mengancam Minangkabau yang tengah bersiap-siap henak datang, menerkam saja lagi.
Tiba-tiba engku Sutan Rumah Panjang bertanya “Apakah Sutan Malenggang termasuk kepada golongan Kaum Munafiqun itu engku-engku..”
Kami semua terdiam, kami kembali terkenang akan kepongahan Sutan Malenggang sepekan yang silam. Entah kenapa tiba-tiba Engku Malin Batuahpun bertanya “Engku-engku sekalian, bukannya saya hendak mendukung investasi dari orang kafir ini. hanya saja pertanyaan ini muncul tatkala kami mendengar orang bercakap-cakap di balai. Memanglah orang rantau yang merasa dirinya lebih dari kita jua yang mengemukakan.”
Ilustrasi Gambar: Internet
“Apa katanya: Darimana kita semua yakin bahwa segala demo yang terjadi serta segala penolakan yang mengemuka tersebut benar-benar berasal dari hati yang bersih ingin memperjuangkan agama dan adat kita..? Banyak kepentingan, ada saudagar, ada pula politikus, dan tentu saja ada ahli-ahli agama dan ahli adat. Walau kami pandangi ahli-ahli adat ini sangat jarang terdengar suara mereka perihal Salamak ini. Selain itu kalau memang takut agama kita yang akan terancam, lalu kenapa orang-orang Cina, Batak, Nias, Jawa, dan lain-lain bangsa yang tidak beragama Islam dibairkan tinggal di propinsi ini. Bukankah itu sama saja dengan membuka diri pada pintu pemurtadan..?!..”
“Mendengar pernyataan tersebut saya terdiam, muncul beberapa pertanyaan di hati kami ini dibuatnya. Dapatkah engku-engku menolong kami perihal ini..?” kata Engku Malin Batuah.
Kamipun terdiam, sungguh sangat rumit sekali segala permasalahan yang terjadi di kehidupan ini. belum lagi tipu-daya serta muslihat yang bercampur di dalamnya.
Engku Sutan Pamenan kemudian menjawab “Memanglah benar engku, banyak kepentingan. Serupa dengan PRRI dahulu. Tidak semua orang Islam di Minangkabau ini yang terlibat akan tetapi juga ada para Sosialis yang berada di bawah pimpinan Sutan Syahrir, ada pula para Liberalis yang diwakili oleh Sutan Takdir Ali Syahbana, kemudian tentunya yang paling banyak ialah golongan Islamis yang ketika itu bernaung di bawah Partai Masyumi pimpinan M. Natsir dan Syafruddin Prawiranegara. Kemudian ada pula kelompok Nasrani, ingat engku Kolonel Maludin Simbolon berasal dari Batak..”
“Namun apakah begitu hal tersebut menodai perjuangan kita orang Islam di Minangkabau ini dalam menentang dominasi KOMUNIS dan KEDIKTATORAN di republik yang masih muda ini?! Tidak engku, bagi kita yang berada di kalangan bawah, perjuangan kita masih murni, ikhlas karena Allah Ta’ala. Bahkan kabarnya Kol. Ahmad Hussein dan Kol.Maludin Simbolon pernah mengadakan pertemuan dengan beberapa orang agen CIA di Singapura. Dan merekapun mendapat bantuan. Apakah dengan demikian orang Minang dikatakan sebagai kaki tangan Amerika?!. Tidak engku.. sekali lagi tidak. Kita yang berada di bawah ini saja tidak mengetahui perkara demikian. Sekali lagi, bagi kita orang Minangkabau, perjuangan ketika itu ialah perjuangan menentang KOMUNIS & KEDIKTATORAN Soekarno..” Continue reading “Hasutan Kaum Munafiqun” →