Ilustrasi Gambar; Internet
Suasana di kantor kami heboh, Si Pitok berbuat ulah lagi, induk semang kami yang satu ini memanglah mantiko[1] sangat, beberapa masa yang dahulu dia pernah berkata “Kalau masuk kantor tak usah diucap salam, tidak semua orang di kantor ini beragama Islam! Jangan bawa-bawa agama ke kantor, agama cukup pada diri pribadi engku-engku saja! Selama di kantor engku-engku harus mematuhi Ayat-ayat Negara..!”
Kemudian pernah pula dia mencemooh “Aturan yang mewajibkan jilbab bagi pegawai perempuan dan anak sekolah ialah suatu jenis peraturan terpandir. Sungguh tiada berkualitas pejabat di negeri kita ini..”
Orang-orang hanya menahan hati dan mengurut dada saja melihat kelakuan Si Pitok yang kian hari kian mantiko. Pernah pula pada suatu ketika dia berkata “Para pejabat di tempat kita ini kebanyakan mereka ialah munafik dan bajingan..”
Telah banyak tingkah pola dan ucapannya yang menyinggung perasaan orang banyak, namun tiada seorangpun dapat menegahnya. Kamipun heran, kenapa tiada seorangpun yang berani menegur kemantikoan Si Pitok? Akhirnya kabar burung menyebutkan bahwa ia dekat dengan pimpinan tertinggi, kenal dengan banyak pengusaha, aparat keamanan, dan juga orang-orang di bidang hukum. Konon kabarnya dia juga punya jaringan di m3d14 yang akan mengontrol setiap pemberitaan mengenai dirinya.
Kemudian yang terbaru ialah terdengar kabar kalau Si Pitok pecah kongsi dengan Kelompok yang telah memperjuangkannya menjadi ketua di kantor kami. Konon kabarnya karena dia tiada sefaham dengan salah satu kebijakan kelompoknya yang dianggapnya “bertentangan dengan kehendak rakyat..”
Kami terperangah mendengarnya, apalagi kawan-kawannya di media telah ikut-ikut pula bermain. Mengangkat permasalahan ini dengan memposisikan Si Pitok sebagai Seorang Pahlawan, A HERO.
Cis.. kami mangaliyek perut kami dibuatnya. Continue reading “Si Pitok nan Mantiko” →