Kisah Sang Pengelana

Beberapa masa yang silam kami bersua dengan seorang kawan yang menyombongkan diri bahwa dia mendapat sebuah buku yang diberikan langsung oleh penulisnya. Ditambahi dengan tanda tangan dari si penulis untuknya.

Kami tersnyum santai saja menanggapinya, namun tatkala dia kata bahwa penulisnya ialah salah seorang penulis terkenal di republik ini. Kamipun mulai dihinggapi rasa iru, kenapa bukan aku?

Buku itu berjudul The Gong Traveling yang ditulis oleh Gol.A.Gong. Seorang penulis yang telah menghasilkan banyak buku. Pernah bekerja di salah satu stasiun televisi swasta dan majalah terkemuka di Jakarta. Pada masa sekarang dia dikenal dengan “Rumah Dunia” yang didirikannya.

Buku ini merupakan untaian kisah yang dilaluinya selama menjadi pengelana (traveler) di beberapa negeri di Asia Tenggara dan Asia Selatan. Sungguh takjub kami dibuatnya, dahulu kami pernah mendengar perihal pengelana ini. Namun kebanyakan ialah orang-orang berkebangsaan Eropa yang datang ke negeri kita. Pernah terbesit pertanyaan di hati ini “Tak adakah seorang Melayu yang melakukan perjalanan serupa ini?”

Pertanyaan bodoh kami rupanya mendapat jawaban beberapa tahun kemudian. Dengan penuh ketakjuban dan iri hati kami baca untaian kisah di buku ini. Dan kami yakin bahwa pastilah banyak orang Melayu lainnya yang melakukan perjalanan mengunjungi berbagai negeri ini. Hanya saja kami tak mengetahui perihal tersebut.

Perjalanan dari Gol.A.Gong terjadi pada bulan September tahun 1991, dimulai dari Kalimantan dan kemudian menyebarang melintasi perbatasan menuju Kuching di Malyasia Timur. Kemudian seluruh Tanah Semenanjung diziarahinya menuju Thailand di utara. Dari Thailand Gol.A.Gong meneruskan perjalanan ke Laos, Myanmar,dan kemudian menyebarang menuju Asia Selatan.

Negara pertama yang dikunjunginya ialah Bangladesh, sebuah negara yang memberikannya ketakjuban tersendiri. “Negeri Sungai” begitu dia memberi julukan.

Kemudian dari Bangladesh perjalanan dilanjutkannya ke India, singgah ke Nepal menjenguk Himalaya sejenak dan kemudian kembali ke India. Di India, Gol.A.Gong mengunjungi tempat-tempat nan memikat hati. Seperti Darjeeling yang membuatnya serasa di Eropa, Benares yang telah dibangun semenjak tahun 3.000 SM, Amritsar yang merupakan kota suci bagi penganut Agama Sikh, dan lain sebagainya.

Selanjutnya perjalanan terakhirnya ialah Pakistan, sebuah negeri muslim walaupun sebangsa dengan India namun mereka memiliki adat yang berbeda dalam keseharian dibandingkan saudara mereka di India sana. Pengalaman pahitpun menimpa Gl.A.Gong di negeri ini, sungguh tak disangka.

Pengalaman yang dirasakannya disetiap persinggahannya pada negeri-negeri tersebutlah yang diceritakannya dalam buku ini. Bagaimana keadaan negerinya, adat dan tabi’at masyarakatnya, serta penilaian pribadinya. Continue reading “Kisah Sang Pengelana”