Ini merupakan pengalaman kami bersama beberapa orang keluarga ketika menghabiskan malam Ahad di Jam Gadang. Bagi kami yang sesekali ke sini, adalah sesuatu yang menarik hati melihat orang ramai berjualan di malam hari. Beraneka macam barang dagangan mereka perjual belikan, kebanyakan ialah pakaian, hiasan (aksesoris), mainan anak-anak, dan lain sebagainya. Adapula orang yang menjual jasa, serupa dua orang bapak yang pada tulisan yang dahulu telah kami kisahkan, para badut dan orang-orang berpakaian layaknya pahlawan super (seperti power ranger, kesatria baja hitam, & Iron Man).
Ada satu orang yang juga menjual jasanya, dia ialah seorang pelukis potret. Dia dapat melukis rupa kita di kertas gambar biasa ukuran A3. Kita dapat datang sendiri ke sana untuk dilukis wajah kita atau cukup dengan memberikan foto kita kepada pelukis ini.
Dia mengambil harga Rp. 250.000,- untuk satu gambar orang dewasa pada awal bulan dan Rp. 150.000,- untuk akhir bulan. Jika gambar hendak diberi bingkai, harganya ditambah, namun kami masih ragu berapa tambahan harganya.
Pada hari biasa, dia hanya mendapat pelanggan sekitar 5-6 orang setiap malamnya. Sedangkan pada hari libur besar serupa libur hari raya, dia mendapat pelanggan sampai 35 orang setiap malamnya. Biasanya dia membuka layanan hingga pukul 12 malam atau paling lambat pukul satu dini hari.
Kemudian ada juga pengamen lain, sepertinya mereka satu keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak. Mereka medendangkan lagu minang dengan menggunakan gendang, saluang, rebab, dan beberapa alat musik lainnya. Sungguh suatu pemandangan yang menyentuh hati, kami mengucap syukur dalam hati kepada Allah Ta’ala atas keadaan keluarga kami yang sudah sangat baik ini.
Para badut dan para pemakai seragam pahlawan super juga menarik perhatian kami. Kami yakin pastilah cukup berat pakaian tersebut dan kebanyakan dari mereka masih kanak-kanak.
Melihat seragam badut tentulah sudah biasa, namun tampaknya orang Bukittinggi itu cerdik-cerdik (kreatif). Mereka membuat seragam para pahlawan super, menjadi ajang pertunjukan pula serta juga dapat menjadi ciri khas bagi pelancongan (pariwisata) di kota ini. Continue reading “Para Pencari Rupiah di Jam Gadang”