Syari’at Islam di Brunei

Lambang Kesulthanan Brunei Gambar: Internet

Lambang Kesulthanan Brunei
Gambar: Internet

Pada akhir bulan April yang silam, tersiar kabar dari Negeri Brunei bahwa di negeri itu telah diberlakukan Hukum Syari’ah secara resmi oleh pemerintah kerajaan di sana. Pernyataan pemberlakuan Hukum Syari’ah tersebut diumumkan sendiri oleh Sulthan Brunei Hasanal Bolkiah. Sungguh suatu kabar yang mengejutkan nan menyenangkan hati. Sebab selama ini negeri itu terdengar sunyi-senyap dari segala pemberitaan.

Setahun yang lalu sempatlah terdengar kabar oleh kami perihal pemberlakuan Syari’ah Islam ini, namun kami sempat meragukan. Hal ini karena mengingat gaya hidup dari Sulthan Brunei itu sendiri yang jauh dari sifat zuhud. Ditambah lagi dengan perilaku Jefri Bolkiah yang merupakan adik dari Sulthan Hasal Bolkiah sendiri yang dikenal sangat jauh dari Syari’ah Islam.

Namun, Syukur Alhamdulillah bahwa segala keraguan tersebut rupanya tiada terbukti. Alhamdulillah, Allah Ta’ala memberkahi Kerajaan Brunei Darussalam dengan memberikan seorang raja yang condong hatinya kepada agama.  Begitulah sebenar pemimpin (Ulil Amri) yang diisyaratkan oleh Allah Ta’ala dalam Al Qur’an.

Namun, layaknya dunia zaman sekarang dimana jumlah kaum pembenci Islam itu sangatlah banyaknya. Maka dengan serta merta pengumuman ini mendatangakan hujatan. Terutama sekali dari negara barat dan juga dari Indonesia sendiri. Barat mempertentangkan Hukum Syari’ah dengan Hak Asasi Manusia (HAM), mempermasalahkan penduduk Brunei yang non Muslim, serta mulai mengarahkan pendapat umum (opini publik) untuk berhati-hati kepada Konservatisme dalam Islam.

Namun rupanya segala hujatan tersebut tak membuat gentar hati Sang Sulthan, beliaupun telah pula memberikan jawaban atas segala hujatan tersebut. Dan jawaban dari beliau sangatlah bagus sangat.

“Di negara anda, anda mengklaim menerapkan kebebasan berbicara, kebebasan pers, kebebasan beragama, dan sebagainya. Hal tersebut ada dalam konstitusi anda dan sistem politik anda, identitas nasional anda, hak anda dan cara hidup anda. Di negara kami, kami mempraktekkan budaya Melayu, Islam, Sistem Monarki, dan kita akan menerapkan hukum dan Syariah Islam. Islam adalah konstitusi kami, identitas nasional kami, hak kami, dan cara hidup kami,” tegas Sultan Hassanal Bolkiah pada Kamis 8 Mei 2014, seperti dilansir My News Hub.

“Kita bisa menemukan lubang besar (kelemahan, -red.) pada hukum dan keadilan dan anda mungkin bisa menemukan hal tersebut ada pada diri kami, namun ini adalah negara kami. Seperti halnya ANDA YANG MEMPRAKTEKKAN HAK MENJADI GAY, MENCACI MAKI AGAMA DAN SEBAGAINYA. UNTUK NEGARA DIMANA KAMI TINGGAL SEKARANG, KAMI MEMPRAKTEKKAN HAK KAMI UNTUK MENJADI MUSLIM SEKARANG DAN SELAMANYA. Ini adalah negara Islam yang mempraktekkan hukum Islam,” ujar Sultan.

“MENGAPA ANDA HARUS MENGKHAWATIRKAN KAMI? Mengapa anda tidak mengkhawatirkan anak-anak anda yang ditembak mati di sekolah, atau penjara yang tak mampu lagi menampung banyaknya narapidana, atau tingginya tingkat kriminal, atau tingginya tingkat bunuh diri dan aborsi, dan segala hal yang harusnya anda khawatirkan di negara anda? Sebagian besar agama juga mengecam homoseksual, itu bukan hal yang baru. Anda menyalahkan dan memboikot Muslim saat anda mendengar Islam dan Muslim menyatakan kepercayaannya. Anda menyatakan bahwa itu keliru, itu bodoh, itu barbar,” kata Sultan.

“Sekali lagi, kembalilah pada hal-hal pada diri anda sendiri yang seharusnya anda khawatirkan! Khawatirkan kebijakan anda tentang legalisasi senjata api, aborsi, dan gaya hidup yang menyebabkan AIDS dan terputusnya generasi selanjutnya,” tambahnya.

“Mengapa anda sangat perhatian sekali terhadap apa yang terjadi di sini dalam negara Islam yang anda bahkan tidak membuka mata anda terhadap apa yang terjadi di Syria, Bosnia, Rohingya, Palestina, Mesir dan sebagainya? Ribuan orang terbunuh dan anda tidak perhatian sama sekali! Tidak ada satupun orang yang terbunuh disini dibawah hukum Islam ini. Bahkan saat ini anda membuat omong kosong besar tentang Syariah Islam di negara kami, padahal saat ini penduduk kami mau menerima pemberlakuan Syariah Islam itu dengan damai. Kalaupun adanya hukuman yang mungkin lebih kejam dari sistem Islam bukan berarti hal tersebut sangat mudah untuk dilakukan. Ada proses panjang sebelum eksekusi hukuman. Kami setuju saja dan kami senang dengan hal tersebut, namun, sekali lagi, MENGAPA ANDA PERLU MENGKHAWATIRKAN KAMI? KHAWATIRKAN DIRI ANDA SENDIRI,” pungkasnya.

http://kabarnet.in/2014/05/11/jawaban-sultan-brunai-terhadap-pencela-syariat-islam/

Kesulthanan Brunei Gambar: Internet

Kesulthanan Brunei
Gambar: Internet

Republik pada saat sekarang sudah sangat hening dari suara-suara yang memperjuangkan Hukum Syari’ah. Berlainan dengan dahulu dimasa tahun 2000-an, melalui partai-partai Islam yang ada berbagai kalangan di republik ini diteriakkan perihal “Selamatkan Indonesia dengan Syari’ah”. Patut kiranya pendapat dari salah seorang pemuka salah satu partai politik di Indonesia yakni Engku Yusril yang dengan sangat baik sekali dapat menjelaskan perihal pemberlakuan Hukum Syari’ah ini. Namun sayangnya pendapat beliau tersebut jarang dirujuk oleh media ataupun orang-orang yang katanya “Pejuang Hak Asasi Manusia”.

Satu hal yang  kami tangkap dari ketakutan Barat dan Kaum Anti Islam terhadap penerapan Hukum Syari’ah di Brunei. Pertama, Brunei merupakan kerajaan (negara) pertama di Asia Tenggara yang memberlakukan hukum ini secara resmi. Kedua, mereka takut kalau langkah dari Brunei menjadi motivasi yang nantinya akan dicontoh dan diikuti oleh Indonesia dan Malaysia yang juga mayoritas penduduknya beragama Islam.

Para Kaum Anti Islam ini tahu dan sadar bahwa  Hukum Syari’ah ialah impian dari setiap muslim yang beriman. Serta beberapa daerah di kedua negara melayu (Indonesia & Malaysia) telah memberlakukan Hukum Syari’ah walaupun dengan bentuk yang terbatas.

Mereka sadar bahwa pekerjaan untuk proaganda dan mencuci otak orang Islam merupakan suatu pekerjaan yang harus disegerakan. Membuat hati orang Islam memandang buruk Hukum Agama mereka ialah satu-satunya jalan.

Hendaknya kita Umat Islam berhati-hati dengan mereka, di republik ini media utama (media mainstream) telah dikuasai oleh mereka. Jangan sepenuhnya menerima apalagi percaya kepada pemberitaan dari mereka ini.

Leave a comment